Bursa Saham Asia Bergerak Naik Kecuali Ini

INILAHCOM, Tokyo – Bursa saham Asia bergerak positif pada awal perdagangan Senin (13/2/2017), kecuali bursa saham di Seoul. Indeks tertekan pernyataan Korut tentang keberhasilan percobaan rudal dengan hulu ledak nuklir.

Indeks Kospi turun 0,07 persen setelah uji coba nuklir Korut akhir pekan lalu. Korut melakukan uji coba tersebut pada Minggu pagi. Percobaan ini merupakan pertama kalinya sejak Trump menjadi presiden AS.

Kementerian keuangan Korsel menyatakan  akan bertindak cepat dalam pasar keuangan supaya pasar tidak terlalu volatile dengan peluncuran tersebut.

Pemimpin Samsung Group Jay Y. Lee dipanggil lagi oleh kantor jaksa penuntut khusus untuk pertanyaan lebih lanjut atas tuduhan suap terkait dengan skandal politik yang melibatkan Presiden Park Geun-hye. Bulan lalu, Lee diinterogasi selama lebih dari 22 jam, tapi pengadilan menolak surat perintah untuk menangkapnya. Samsung Electronics turun 1,15 persen, sementara Samsung Engineering kehilangan 1,95 persen dan Samsung C & T anjlok 2,35 persen.

Sementara indeks ASX di Sydney naik 0,6 persen dengan dukungan saham sektor energi yang naik 1,5 persen. Indeks Nikkei menambahkan 0,4 persen dengan ekonomi Jepang yang tumbuh 0,1 persen secara tahunan pada kuartal keempat 2016.

Investor juga merespon pertemuan Trump dan Abe yang tanpa ketegangan da gejolak. Pembahasan lebih banyak tentang kerja sama politik seperti bantuan pertahanan.

Untuk saham Cina melanjutkan penguatan pada akhir pekan lalu. Ingeks Shanghai naik 0,4 persen dan indeks Shenzhen cenderung lebih tinggi 0,02%. Indeks Hang Seng naik 0,5 persen.

Yen melemah terhadap dolar menguat, di 113,91, sementara dolar Australia berada di US$0,7662. Greenback telah berada di bawah tekanan pada hari Sabtu, setelah Trump menanggapi pertanyaan tentang devaluasi mata uang pada konferensi pers bersama dengan Jepang Abe. “Itulah satu-satunya cara Anda cukup dapat bersaing dalam perdagangan.”

“Dolar jatuh segera setelah komentar tapi dengan cepat pulih, menunjukkan prospek perubahan kebijakan pajak adalah driver dominan untuk dolar,” kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang di National Australia Bank, dalam sebuah catatan Senin seperti mengutip cnbc.com.

Minyak mentah berjangka Brent tergelincir selama perdagangan Asia, turun 0,26 persen pada US$56,55 per barel. Sementara minyak mentah berjangka AS jatuh 0,28 persen menjadi US$53,71 per barel.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*