Bursa Negara Berkembang Lanjujtkan Aksi Jual?

Bursa Negara Berkembang Lanjujtkan Aksi Jual?

INILAH.COM, Jakarta – Pasar negara berkembang masih akan terus tertekan dengan kebijakan pemangkasan stimulus moneter The Federal Reserve AS.

Negara seperti Argentina, Turki, BRazil dan Afrika Selatan memiliki defisit transaksi berjalan. Investor tetap khawatir karena negara-negara tersebut sangat rentan terhadap kebijakan moneter Fed.

“Kebijakan Fed memberikan implikasi penting bagi pasar negara berkembang. Karena memiliki likuditas terbatas dan memicu volatilitas yang negatif bagi pasar saham,” kata Axel Merk, analis investasi di Merk Investment seperti mengutip cnbc.com.

Pasar negara berkembang telah menjadi sorotan pada akhir Januari 2014 lalu. Dana asing keluar dari pasar negara berkembang dengan lanjutan pemangkasan stimulus moneter The Fed menjadi US$65 miliar per bulan di akhir Januari 2014.

Investor akan mengalami ketakutan di negara yang memiliki defisit transaksi berjalan. Akibatnya memicu aksi jual di pasar modal dan pasar keuangan. The Fed memangkas lagi stimulus moneter US$10 miliar melanjutkan langkah bulan Desember 2013.

“Negara berkembang selama ini menikmati program QE The Fed dengan penguatan bursa AS dan bergeraknya pasar perumahan AS,” jelasnya.

Sementara pendiri Asianomics, Jim Walker mengatakan fundamental ekonomi yang memicu Argentina dan Turki mengalami aksi jual di awal tahun. Sebagian karena masalah struktural daripada dampak langsung dari kebijakan moneter Fed.

Sedangkan Kepala Riset ING FInancial Markets, Tim Condon mengatkan pasat telah salah diidentifikasi di pasar negara berkembang. “Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang mengkhawatirkan. Tidak ada dampak langsung dengan pengetatan moneter,” katanya.

Penentu utama kondisi ekonomi adalah imbal hasil Treasury 10 tahun AS mengalami goncangan mulai Mei hingga Agustus tahun lalu,” katanya.


Sumber: http://www.inilah.com/rss/feed/pasarmodal/

Speak Your Mind

*

*