Bursa emerging lesu gara-gara harga minyak

JAKARTA. Bursa saham negara berkembang berpotensi merosot dengan penurunan terbesar dalam enam pekan terakhir. Bursa regional melemah tertekan harga energi dan indeks manufaktur China yang turun. 

MSCI Emerging Markets Index merosot 1% ke level 994,71 pada pukul 13:26 waktu Hong Kong. Bursa emerging berpotensi mengalami penurunan terdalam sejak 16 Oktober. 

Sebanyak 10 grup industri di pasar emerging turun. Saham sektor energi merosot 1,9%. Cnooc Ltd di pasar China merosot 3,9%. Sementara SapuraKencana Petroleum Bhd merosot 14%, sehingga bursa Malaysia merosot ke level terendah sejak Januari 2013 yaitu sebesar 2,3% dan terburuk di antara bursa Asia. 

Harga minyak mentah dunia merosot ke bawah US$ 65 per barel. Menurut Mixo Das Equitiy Strategis di Nomura Holidngs Inc di Singapura pada Bloomberg, penurunan harga minyak mentah belum priced in di bursa. Imbas negatif memang paling terasa di produksi dan eksplorasi minyak dan gas. Tapi juga menular ke anggaran belanja sektor migas, margin kimia, dan industri pengganti minyak seperti batubara juga minyak sawit. 

Purchasing Managers’ Index turun ke level terendah dalam 8 bulan, menjadi 50,3 di bulan November. Sekadar informasi, PMI di atas 50 masih menunjukkan produksi masih ekspansif. 

Namun, ini tak menjegal laju bursa saham China. Shanghai Composite Index menguat untuk hari kedelapan, naik 0,9%. Saham sektor keuangan dan maskapai terbang dipicu jelang musim liburan akhir tahun.

Selain itu, indeks VN di Vietnam melaju 0,2%, dan pasar saham India naik 0,2%.

Editor: Sanny Cicilia


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*