Bursa Asia Masih Tertekan

shadow

Financeroll – Bursa Asia masih belum memiliki tenaga untuk bangkit pada transaksi perdagangan pagi ini. Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% menuju level penutupan terendahnya sejak 15 Desember lalu. Sementara, indeks Topix Jepang turun 0,2%. Adapun indeks Kospi Korea Selatan bergerak liar. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia masih mengalami penurunan memasuki hari kelima. Pagi ini, indeks acuan Negeri Kanguru itu turun 0,4%. Di Selandia Baru, indeks S&P/NZX 50 juga tertekan 0,4%, menuju level terendahnya sejak 24 Desember lalu.

Bursa Asia dilanda aksi jual akibat kecemasan investor mengenai perlambatan perekonomian Tiongkok. Kemarin, pemerintah China kembali memangkas nilai tukar yuan. Langkah ini memicu aksi jual di pasar saham global. Bank Dunia dalam riset yang dirilis Rabu kemarin memangkas pertumbuhan outlook pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan 2017. Alasan yang dikemukakan salah satunya kecemasan mengenai perlambatan ekonomi Negeri Panda dan dampaknya terhadap komoditas.

Selain itu, penurunan bursa Asia hari ini juga merupakan buntut dari kecemasan pelaku pasar atas dampak penurunan minyak terhadap inflasi. Harga minyak West Texas Intermediate kembali lagi ke level $ 34 per barel. “Sangat sulit untuk mengambil napas pada 2016 dan trader tidak mengetahui dengan jelas akan berbelok ke arah mana,” jelas Chris Weston, chief market strategist IG Ltd di Melbourne. Dia menambahkan, jika ingin aset-aset berisiko mengalami stabilisasi, maka yang dibutuhkan adalah pergerakan positif mata uang China. “Cukup jelas bahwa market semakin cemas dengan outlook inflasi global,” katanya.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*