BTN Gelontorkan Kredit Rp164,4 Triliun di 2016

INILAHCOM, Jakarta – Perseroan Terbatas Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan penyaluran kredit pada akhir 2016 sebesar Rp164,44 triliun atau naik sebesar 18,34 persen secara tahunan dari Rp138,95 triliun pada akhir 2015.

Direktur Utama BTN, Maryono, dalam acara pemaparan kinerja di Jakarta, Senin (13/2/2017) mengatakan persentase pertumbuhan penyaluran kredit tersebut berada di atas rata-rata industri yang tercatat 7,80 persen per 31 Desember 2016.

Maryono menjelaskan kredit di sektor perumahan menjadi penyokong utama kenaikan pinjaman di BTN.

Kredit perumahan menempati 89,97 persen porsi pinjaman di BTN, atau naik 18,43 persen secara tahunan dari Rp124,92 triliun di akhir 2015 menjadi Rp147,94 triliun di akhir 2016.

Kemudian, pertumbuhan terbesar di segmen ini berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang naik 30,57 persen yoy dari Rp43,52 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp56,83 triliun di Desember 2016.

Pertumbuhan penyaluran kredit yang positif juga mengerek nilai aset emiten dengan kode saham BBTN. Per akhir tahun lalu, aset BTN tumbuh 24,66 persen secara tahunan dari Rp171,8 triliun menjadi Rp214,16 triliun.

Dengan posisi tersebut, BTN tercatat menjadi bank dengan aset terbesar keenam di Indonesia. Pada 2017, BTN menargetkan penyaluran pinjaman akan naik sebesar 21-23 persen.

BTN masih akan tetap mengandalkan KPR sebagai fokus utama bisnis, sejalan dengan komitmen BTN mendukung Program Sejuta Rumah yang diinisiasi Presiden Joko Widodo.

Sementara itu, Maryono menjelaskan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross BTN per Desember 2016 berhasil ditekan dari 3,42 persen menjadi 2,84 persen.

NPL net juga membaik dari 2,11 persen pada Desember 2015 menjadi 1,85 persen di Desember 2016.

Sejalan dengan capaian penyaluran kredit, BTN juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di atas rata-rata industri yang tercatat sebesar 9,5 persen secara tahunan.

Per Desember 2016, BTN berhasil menghimpun DPK senilai Rp160,19 triliun atau naik 25,4 persen secara tahunan dari Rp127,74 triliun di Desember 2015.

Struktur DPK BTN juga menguat dengan peningkatan porsi dana murah (current account and saving account/CASA) perseroan yang naik ke level 50,36 persen pada kuartal akhir 2016 dari 48,63 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.

Per Desember 2016, CASA BTN tercatat senilai Rp80,68 triliun atau naik 29,85 persen dari Rp62,13 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya.

Maryono mengatakan pihaknya membidik DPK dapat tumbuh 22-24 persen pada 2017. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*