Brexit Picu Kekhawatiran Bisnis Penerbangan

INILAHCOM, London – Perusahaan penerbangan Ryanair memperingatkan para pelancong bisnis dan wisatawan dapat dicegah terbang masuk dan keluar dari Inggris pada Maret 2019. 

“Jika pemerintah Inggris tidak melakukan kesepakatan apapun dengan Uni Eropa mengenai peraturan penerbangan, perusahaan penerbangan harus menghentikan aktivitas mereka di negara tersebut,” Neil Sorahan, chief financial officer maskapai penerbangan Ryanair seperti mengutip cnbc.com.

“Kita perlu mendapat kejelasan apakah Inggris akan tinggal di langit terbuka (kesepakatan). Sepertinya tidak demikian dan jika tidak maka kita perlu melihat beberapa gerakan yang dibuat sehubungan dengan negosiasi. Perjanjian bilateral,” katanya.

Jadi jika kesepakatan bilateral ini tidak dinegosiasikan pada bulan Oktober 2018 maka kemungkinan untuk diperbaiki pada bulan Maret 2019 sangat tipis. Artinya ada kemungkinan berbeda bahwa tidak mungkin ada penerbangan masuk dan keluar Inggris untuk jangka waktu tertentu. “Beberapa hari, minggu, bulan, kita tidak tahu,” kata sorahan mengingatkan.

Perjanjian terbuka Uni Eropa memungkinkan semua rute transatlantik dibuka ke perusahaan penerbangan UE. Ryanair telah menjadi salah satu perusahaan paling vokal menentang keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa. Maskapai penerbangan Irlandia beroperasi secara luas di seluruh benua.

Kepala eksekutifnya, Michael O’Leary, mengatakan bahwa maskapai tersebut “berputar” operasinya ke Eropa setelah Brexit.

Departemen Transportasi Inggris sebelumnya telah menjawab kekhawatiran ini di bulan Februari. Dikatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendapatkan “kesepakatan terbaik” dari perundingan keluar Uni Eropa.

“Kami akan bekerja sama dengan komunitas penerbangan internasional untuk memastikan bahwa industri global ini terus menjadi sebuah kisah sukses besar bagi ekonomi Inggris,” kata departemen tersebut, menurut Financial Times.

Sorahan melanutkan kekhawatiran terbesar kami adalah kami tidak memiliki kepastian saat memasuki tahun ini dan kami berada dalam posisi di mana kami berada dalam 12 bulan, kami harus mulai memuat jadwal musim panas kami untuk tahun 2019.”

Sementara selama akhir pekan, British Airways melihat adanya gangguan besar setelah sistem TInya ambruk. Namun, Sorahan mengatakan bahwa Ryanair telah menginvestasikan “banyak sekali uang” ke dalam sistem TI-nya dan yakin akan kehandalannya.

“Apa yang terjadi pada mereka tampaknya adalah perangkat keras yang terkena dampak lonjakan arus Kami memiliki data penting kami mengenai sejumlah pusat data, jadi jika ada yang turun, itu akan jatuh ke pusat lainnya,” Sorahan menjelaskan.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*