Bos IMF Bicara Soal Rupiah yang Terus Tertekan

Jakarta -Nilai tukar rupiah masih tertekan dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini sudah mencapai Rp 14.000. Pelemahan ini tidak hanya terjadi pada rupiah namun juga mata uang negara lainnya.

Pelemahan ekonomi China dan rencana naiknya suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) cukup menekan mata uang negara-negara di dunia khususnya emerging market termasuk Indonesia.

Demikian dikatakan Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde usai mengisi kuliah umum di Kampus Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2015).

“Kita coba melihat dampaknya dari pelemahan ekonomi China, harga komoditas melemah, dan Fed fund rate, ini bisa memicu volatilitas,” ujarnya.

Lagarde menilai, meskipun nilai tukar rupiah saat ini dalam keadaan tertekan, namun posisi utang Indonesia masih dinilai aman. Berbeda dengan Irlandia, Portugal, Cyprus yang posisi utangnya lebih tinggi.

“Indonesia masih aman, utang 28% dari GDP. Berbeda dengan Irlandia, Portugal, Cyprus, pinjamannya lebih tinggi,” katanya.

Lagarde menjelaskan, yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia adalah dengan melakukan berbagai antisipasi, salah satunya dengan melakukan kebijakan moneter dan fiskal yang disiplin.Next

(drk/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*