Bos Garuda: Harga Avtur Turunnya Tidak Secepat Minyak Dunia

Jakarta -Turunnya harga minyak dunia hingga di kisaran US$ 70 per barel seharusnya menjadi berita baik bagi pelaku industri penerbangan. Harga bahan bakar pesawat alias avtur bisa ikut turun.

Sayangnya, menurut Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Emirsyah Satar, turunnya harga avtur ini tidak secepat minyak dunia. Sehingga, hal ini belum memberi pengaruh yang signifikan terhadap bisnis maskapai penerbangan.

“Avtur itu 40% dari operating cost. Jadi kalau (harga) turun 5%, itu lumayan (biaya operasi) bisa turun 2%. Tapi masalahnya sekarang avtur itu turunnya tidak secepat harga minyak dunia ya,” ujarnya usai menyaksikan penandatanganan kerjasama di kantornya, Komplek Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (25/11/2014).

Biasanya, kata Emirsyah, para penyedia avtur ini melakukan kajian setiap dua pekan sekali untuk memperbarui harga avtur. Saat ini Garuda masih menunggu hasil kajian tersebut.

“Kalau di sini (Indonesia) kan Pertamina ada review tiap dua minggu,” katanya.

Maka dari itu maskapai pelat merah tersebut belum bisa menghitung imbas dari turunnya harga minyak dunia terhadap kinerjanya di akhir tahun ini. Apalagi dengan infrastruktur bandara dalam negeri yang tidak mendukung.

“Signifikan (pengaruh infrastruktur buruk), karena kita mesti putar-putar bandara atau nunggu sehingga kita butuh fuel lebih banyak. Tahun 2013 saja Garuda membayar equivalen US$ 340 juta avtur lebih. Itu tahun lalu, tahun sekarang mungkin bisa lebih,” ujarnya.

(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*