Borneo Kesulitan Bayar Utang Sejumlah 1 Miliar USD, Saham Semakin Merosot

PT Borneo Lumbung Energy Tbk (BORN) yang terlilit utang sebesar US$ 1 miliar kepada Standard Chartered Bank nampaknya mengalami cukup bnyak kesulitan untuk melunasi utangnya tersebut. pada 24 Maret lalu perseroan lakukan restrukturisasi utang yang jatuh tempo pada 2016 mendatang.

Dalam perjanjian yang beru tersebut, tanggal jatuh tempo diperpanjang menjadi 15 Januari 2019. Sebagai gantinya, BORN menjaminkan sebanyak 54.154.285 saham Asia Resources Minerals Plc (ARMS) yang tidak dimiliki secara langsung sebagai jaminan tambahan. Tercatat sebelumnya, dalam utang ini BORN telah menjaminkan saham entitas anak yaitu PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT) dan PT Borneo Mining Services (BMS).

Restrukturisasi ini dilakukan setelah kondisi keuangan BORN semakin memburuk. Syarat dari Standard Chartered Bank, BORN harus menjaga ekuitas di level US$ 800 juta dan rasio utang terhadap EBITDA maksimal sebesar 3,5 kali. Sementara nilai ekuitas BORN di ahir 2013 sudah terkikis hingga US$ 183,13 juta dan rasio utang terhadap EBITDA di akhir 2012 sudah lebih dari 4,48 kali.  

Melihat peliknya masalah yang dihadapi emiten besutan Samin Tan ini, harga saham BORN kian terperosok. Hari ini BORN tidak bergerak di level Rp 128, sementara sejak awal 2013 hingga hari ini harga saham BORN telah mengalami penurunan sebesar 38,28%.

Secara teknikal, BORN mengalami kemerosotan tajam dan belum ada potensi penguatan yang terlihat. Indikator RSI bahkan baru memasuki wilayah jenuh jual dan stochastic masih merosot di area 20%. Dengan kondisi ini, sangat memungkinkan bagi harga untuk lanjutkan kemerosotan hingga Rp 100. 

 

Adam Nugroho/Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*