BNLI Siap Rights Issue Rp 5,5 Triliun

INILAHCOM, Jakarta – PT Bank Permata Tbk (BNLI) berencana untuk melakukan rights issue senilai Rp5,5 triliun.

Roy A Arfandy, Direktur Utama Bank Permata, mengatakan, rencana ini sebagai upaya untuk memperkuat lebih jauh tingkat permodalan guna mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan serta ketaatan terhadap ketentuan-ketentuan terbaru Basel 3.

“Kami akan tetap optimistis, namun berhati-hati pada tahun 2016. Khususnya mengingat kondisi lingkungan saat ini, dengan memfokuskan upaya kami pada peningkatan kualitas aset, memperkuat permodalan, dan pertumbuhan aset secara selektif,” ujar dia di Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Ia mengatakan, pada semester ini dengan dukungan dari kedua pemegang saham utamanya. Perseroan juga berupaya meningkatkan kualitas asetnya untuk mengimbangi penurunan laba bersih setelah pajak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2015, tercatat rasio kredit bermasalab (non performing loan/NPL) gross dan net masing-masing naik dari 1,70% dan 0,63% pada tahun 2014 menjadi 2,74% dan 1,40%. Kenaikan NPL, didorong penurunan kredit dalam kredit komersial di berbagai sektor industri.

“Bank Permata terus mengelola biaya secara disiplin dengan melakukan investasi berkelanjutan pada SDM, teknologi, jaringan, dan cabang. Di 2015, biaya operasional meningkat 4% (yoy) yang mencerminkan investasi di infrastruktur teknologi informasi (IT), kantor cabang baru, dan perbaikan proses bisnis,” terang dia.

Dari situ, kata Roy, menghasilkanpositive jaws sebesar 11% (pertumbuhan pendapatan sebesar 15% dikurangi pertumbuhan biaya sebesar 4%) dan perbaikan rasio biaya terhadap pendapatan (Cost-to-Income Ratio) menjadi 55% dari 60% tahun sebelumnya. Dan total aset turun 1% (yoy) menjadi Rp 183 triliun, terutama didorong oleh penurunan kredit sebesar 3%, atau menjadi Rp128 triliun pada 2015.

“Penurunan ini terjadi terutama dalam segmen UKM dan pinjaman dalam mata uang asing. Alasannya, karena perseroan secara proaktif berusaha untuk mengurangi eksposur ke sektor-sektor industri yang terkena dampak perlambatan ekonomi secara umum,” ungkapnya.

Di sisi lain, dia menerangkan, likuiditas tetap terjaga sehat dan Bank Permata mengelola dana pihak ketiga (DPK) sejalan dengan aset sehingga berdampak pada LDR yang stabil di 88%. “Kami mengurangi biaya pendanaan dengan meningkatkan porsi giro dan tabungan (CASA) sebesar 8% dan mengurangi pertumbuhan deposito sebanyak 7%,” jelas dia.

Oleh karena itu, Roy menyatakan, rasio CASA meningkat menjadi 38% pada 2015. Apabila dibandingkan per 31 Desember 2014, rasio CASA mencapai 35%.

Bank Permata pun mengakhiri tahun 2015 dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 15,0%, naik 142 basis poin (bps) dari 13,6% pada tahun sebelumnya. Dan rasio modal inti utama (Core Equity Tier-1 atau CET-1) sebesar 10,7%, naik 163 bps dari 9,1% pada tahun 2014. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*