BNI Raup Pertumbuhan Laba 25,1 Persen 2016

INILAHCOM, Jakarta – PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk, Kamis (26/1/2017), mengumumkan telah meraup pertumbuhan tahunan laba 25,1 persen pada 2016 menjadi Rp11,3 triliun dengan strategi lama perseroan mengandalkan kredit bisnis (business banking) yang mendominasi hingga 72,7 persen.

Pertumbuhan kredit BNI juga cukup ekspansif hingga 20,6 persen, namun perseroan perlu membenahi rasio kredit bermasalah karena kenaikan pada 2016 menjadi 3,0 persen (gross) dari 2,7 persen yang sebagian besar disebabkan dua debitur korporasi. Sedangkan NPL Net BNI turun menjadi sebesar 0,4 persen dari 0,9 persen.

“Jika berbicara laba, itu ditopang pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) yang sebesar 17,4 persen, dan pendapatan non bunga 23,1 persen,” kata Wakil Direktur Utama BNI Suprajanto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (26/1/2017).

Suprajanto mengklaim perolehan laba yang tumbuh di atas 20 persen tersebut menunjukkan kinerja unggul BNI dibanding rata-rata industri perbankan.

Sedangkan kenaikan NPL BNI, sebagain besar disebabkan dua korporasi di bidang telekomunikasi dan maritim. Pada tahun ini, BNI ingin menekan NPL gross dari 3,0 persen menjadi 2,8-2,9 persen Adapun pendapatan bunga bersih BNI yang tumbuh 17,4 persen memasok pendapatan ke perseroan Rp29,9 triliun dan mempertajam marjin bunga bersih (NIM) BNI di 6,2 persen.

Pendapatan non-bunga sebesar Rp6,98 triliun. Di dalamnya ada pendapatan berbasis komisi Rp8,5 triliun,” ujarnya.

Pertumbuhan kredit BNI juga, kata Suprajanto, melebihi rata-rata pertumbuhan industri. BNI mendongkrak pertumbuhan kredit di 2016 sebesar 20,6 persen menjadi Rp326,1 triliun.

Kredit tersebut didominasi kredit bisnis (bisnis banking) sebesar Rp286,1 triliun, yang di dalamnya terdapat kredit korporasi Rp95,8 triliun dan kredit kepada sesama BUMN sebesar Rp78,3 triliun.

“Sedangkan kredit kepada segmen menengah dan kecil tumbuh masing-masing 19,9 persen dan 20,5 persen,” ujar dia.

Di luar segmen bisnis, BNI menyalurkan kredit Rp65,1 triliun ke konsumer.

Dengan penyaluran kredit tersebut, BNI memberdayakan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp435,5 triliun atau naik 17,6 persen. Maka dari itu, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) BNI sebesar 90,4 persen.

Dengan DPK dan kredit tersebut, aset BNI pada 2016 sebesar Rp 603,03 triliun atau tumbuh 18,6 persen dibanding 2015. Posisi modal BNI ditandai dengan kecukupan modal inti “capital adequacy ratio” (CAR) 19,4 persen. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*