BNI Cari Tambahan Pendanaan Rp10 Triliun

INILAHCOM, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) merencanakan untuk mencari tambahan pendanaan selain Dana Pihak Ketiga, dengan menerbitkan berbagai instrumen utang sebesar Rp10 triliun pada 2017.

Direktur Treasuri dan Internasional BNI Panji Irawan di Jakarta, Kamis (26/1/2017), mengatakan, tambahan pendanaan tersebut, salah satunya untuk ekspansi kredit perseroan pada tahun ini. BNI menargetkan kredit pada 2017 dapat tumbuh 15-17 persen (year on year/yoy).

“Salah satunya kita juga akan terbitkan sertifikat deposit (Negoitable Certificate Deposit/NCD) pada bulan ini,” kata dia.

Tambahan pendanaan Rp10 triliun itu, kata Panji, terdiri dari surat utang Rp5 triliun, NCD dengan total nilai Rp3 triliun, dan Rp2 triliun dalam bentuk instrumen lain. NCD kemungkinan sebagian besar akan diterbitkan pada kuartal I-2017, sedangkan surat utang pada kuartal II-2017.

Selain surat utang berdenominasi rupiah, emiten bersandi BBNI itu juga berencana untuk mengajukan pinjaman bilateral sebesar 500 juta dolar AS untuk pendanaan kembali (refinancing) instrumen yang akan jatuh tempo.

“Jadi untuk surat utang kita terbitkan rupiah, rencana surat utang dolar AS (global bond), kami ganti dengan pinjaman bilateral,” ujar dia.

Penyerapan pendanaan tambahan diharapkan mampu melonggarkan likuiditas BNI yang pada akhir 2016, perseroan mencatat rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) mencapai 90,4 persen. Bank Indonesia menjaga batas maksimum LDR sebesar 92 persen. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*