Bisnis Minuman Karbonisasi Hambat Keuntungan Coca Cola

Bisnis Minuman Karbonisasi Hambat Keuntungan Coca Cola

Coca Cola melaporkan  bisnis minuman sodanya yang terhenti pada kuartal keempat, menyebabkan perusahaan kehilangan tujuan pertumbuhan tahunannya karena harus bergulat dengan masalah yang berulang yang tampak  semakin buruk.

Perusahaan minuman terbesar di dunia itu juga memperingatkan bahwa melemahnya mata uang asing akan menurunkan laba usaha hingga 7 persen tahun ini. Hal ini pun mempertinggi kekhawatiran investor kalau Coca Cola tidak akan segera dapat memenuhi target pendapatan dan laba.

Pasar minuman ringan berkarbonasi dianggap sebagai hambatan terbesar, khususnya di Amerika Serikat, di mana volume industri telah jatuh selama sembilan tahun berturut-turut, bahkan terus memburuk setiap tahunnya. Penjualan telah melambat di pasar utama seperti China dan Brazil.

Sementara Coca Cola  telah melakukan diversifikasi ke minuman isotonik berbahan air kelapa, namun minuman soda masih menguasai pasar global sebesar 75 persen. CEO Coca Cola, Muhtar Kent menyatakan kondisi makroekonomi yang sulit di dunia, dan buruknya cuaca di banyak negara membuat Coca Cola dalam posisi sulit. Dia mengatakan Coke tidak mundur dari tujuannya untuk meraih rekor pendapatan dalam dua dekade ini.

Coca Cola telah  melaporkan pendapatan kuartal keempat yang turun 3,6 persen menjadi USD 11,04 miliar dengan laba bersih yang merosot 8,4 persen menjadi USD 1,71 miliar dari tahun sebelumnya. Pendapatan penjualan dan beban usaha naik masing-masing 4 persen dan 6 persen.

Perusahaan mengatakan volume penjualan minuman soda secara global pada kuartal keempat tidak berubah dan turun 3 persen di Amerika Utara. Volume penjualan seluruh minuman selama periode yang sama naik 6 persen secara global dan 4 persen di Amerika Utara. Volume penjualan minuman di Amerika Utara turun 1 persen di kuartal keempat, ini adalah penurunan kuartalan kedua dalam tiga kuartal terakhir.

Konsumsi minuman bersoda per kapita di AS terus menurun sejak akhir tahun 1990-an, karena masyarakat terbebani oleh kekhawatiran obesitas. Seperti kota New York yang baru-baru ini mencoba untuk menempatkan minuman bersoda sebagai penyebab masalah kesehatan. Bahkan, pekan lalu anggota parlemen negara bagian California mengusulkan menambahkan label peringatan untuk minuman bersoda dan minuman manis lainnya yang dianggap sebagai sumber diabetes dan kerusakan gigi.

Sementara itu, penjualan minuman soda berkalori rendah di AS jatuh bahkan lebih cepat dari penjualan soda biasa pada tahun lalu, karena konsumen cemas tentang keamanan pemanis nol kalori yang digunakan minuman itu.

Coca Cola meluncurkan versi rendah kalori Coca Cola di Argentina dan Chile tahun lalu yang dimaniskan dengan bahan gula dan stevia. Awal bulan ini, Coke juga menandatangani kemitraan 10 tahun untuk menjual minuman dingin melalui sistem pembuat kopi yang dikembangkan oleh Green Mountain Coffee Roasters Inc. Itu merupakan Innovasi yang radikal bagi Coke yang selama beberapa dekade terakhir mengandalkan sistem air mancur di restoran dan pembotolan.

(ra/JA/vbn)

Pic: novalis


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*