Bisnis forex angkat pendapatan jasa bank

JAKARTA. Demi mendongkrak pertumbuhan laba, perbankan terus berupaya menggenjot pendapatan jasa alias fee based income. Hingga sembilan bulan pertama tahun 2015, sejumlah bank mampu mencetak pertumbuhan fee based income lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Semisal Bank Mandiri. Hingga September 2015, pendapatan jasa bank dari emiten bank bersandi saham BMRI ini melesat hingga 41,6% menjadi Rp 5,1 triiun. Padahal pada periode sama tahun 2014, fee based income Bank berlogo pita kuning ini turun 4,9% menjadi Rp 3,62 triliun.

Perolehan pendapatan jasa Bank Mandiri tahun ini berasal dari cash recovery, administration fee dan foreign exchange gains.

Menurut Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, foreign exchange gains kali ini cukup membantu perolehan pendapatan jasa Bank Mandiri. Berdasarkan data Bank Mandiri, di kuartal III-2015, foreign exchange gains tumbuh hingga 31,9% menjadi Rp 533 miliar.

“Kenaikan fee based income pada kuartal III 2015 salah satunya disebabkan karena kenaikan transaksi swap yang sempat tinggi, dari Juli sampai September 2015,” kata Budi kepada KONTAN, belum lama ini. Ke depan, Budi tetap optimistis bisa mempertahankan pertumbuhan fee based yang diperoleh hingga saat ini.

Bisnis foreign exchange, menurut Budi, sangat tergantung dari volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Semakin tinggi volatilitas nilai tukar, maka keuntungan yang diterima perbankan dari bisnis tersebut juga bisa semakin tinggi.

Namun sayang, kontribusi fee based income Bank Mandiri belum bisa mendorong kinerja yang apik secara keseluruhan. Sebab, hingga sembilan bulan pertama 2015, laba bersih Bank Mandiri hanya tumbuh 0,9% dari tahun sebelumnya.

Berbeda dengan Bank Mandiri, pendapatan jasa Bank Danamon kali ini tumbuh lebih lambat dari tahun sebelumnya. Tercatat hingga kuartal III-2015, pendapatan jasa Bank Danamon tumbuh sebesar 8% menjadi Rp 1,3 triliun. Tahun lalu, pertumbuhannya mencapai 19%.

Kali ini, penyumbang pendapatan jasa Danamon didominasi dari bisnis general insurance, yaitu sebesar 49%. Selain itu, kontribusi lain bersumber dari cash management sebesar 16%.  Sementara bisnis bancaasurance menyumbang sebanyak 13% dari total fee based income Bank Danamon.

Ke depan, Bank Danamon mengincar lebih banyak pendapatan jasa dari bisnis co-branding kartu prabayar multiguna dengan Bank Central Asia (BCA), yaitu Flazz. Menurut Direktur Konsumer Ritel Bank Danamon Michellina Laksmi Triwardhany, kerjasama co-branding dengan BCA diharapkan bisa memperkuat funding franchise Danamon.

Sampai akhir 2015, Michellina menargetkan bisa menjual 100.000 kartu hasil co-branding itu. “Diharapkan pendapatan fee based, salah satunya disumbang dari co-brading ini,” ujar Michellina.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*