BI: Yuan Kurangi Ketergantungan RI Terhadap Dolar AS

Jakarta -Yuan, mata uang China akan masuk dalam jajaran mata uang internasional pada 1 Oktober 2016. Masuknya renminbi ke dalam keranjang Special Drawing Rights (SDR) ini dinilai Bank Indonesia (BI) memiliki dampak yang positif yaitu mengurangi ketergantungan dunia khususnya Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

“Dampak dari masuknya renminbi jadi hard currency, ini mendorong ekonomi China, ini akan mengalihkan dolar AS ke renminbi,” ujar Direktur Grup Departemen Kebijakan Riset Ekonomi BI Yoga Affandi dalam Seminar “Economic and Capital Market Outlook 2016” diAssembly Hall, Plaza Bapindo, Jakarta, Senin (7/12/2015).

Menurutnya, penetapan yuan sebagai mata uang internasional juga akan berdampak positif terhadap ekspor Indonesia.

Transaksi ekspor-impor Indonesia-China dimungkinkan untuk menggunakan yuan, bukan lagi dolar AS. Permintaan dolar AS berkurang. Ini akan mengurangi tekanan terhadap rupiah.

“Dampak ke ekspor Indonesia besar,” katanya.

Soal yuan ini, Yoga menyebutkan, juga akan dibahas dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan dilakukan pada 17 Desember 2015.

Ini akan memberikan gambaran secara umum bagaimana pengaruh yuan terhadap Indonesia.

“RDG 17 Desember dibahas juga topik mengenai yuan, inklusi yuan di SDR akan mempengaruhi sejauhmana,” katanya.

(drk/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*