BI Waspadai Pergerakan China dan AS

INILAHCOM, Jakarta – Rupiah yang tertekan merupakan akibat dari pasar yang merespons gejolak global terutama China dan Amerika.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, salah satu hal yang meredam gejolak rupiah adalah dengan mengeluarkan paket kebijakan jilid II baik pemerintah maupun BI. “Paket Jilid II yang dikeluarkan perlu waktu aktivitasnya,” ujar dia di Jakarta, Jumat (2/10/2015).

Ia mengatakan, mata uang rupiah terdepresiasi sekitar 18%. Angka ini dinilainya masih lebih baik dari Brazil yang melemah 49% dan Malaysia 26%. “Depresiasi mata uang tidak hanya rupiah, namun semua mata uang negara lain,” katanya.

Untungnya, rupiah tidak melorot langsung ke 15.000 per dolar akibat China yang semula turut memperburuk rupiah, sudah ada kelonggaran loan to value.

“China yang memberikan kelonggaran LTV berdampak pada ekonomi china dan bagi negara-negara yang ada hubungan dagang dengan China termasuk Indonesia,” katanya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*