BI: rupiah tidak akan di bawah Rp10.000

BI: rupiah tidak akan di bawah Rp10.000
Jakarta (ANTARA News) – Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan nilai tukar rupiah sepanjang 2014 tidak akan menyentuh level di bawah Rp10.000 per dolar AS disebabkan kondisi struktural di Indonesia relatif masih lemah.

“Environment (situasi) ke depan bahwa rupiah itu akan menguat tidak terlalu jauh, rupiah (di bawah Rp10.000 per dolar AS) itu tidak akan terjadi,” ujar Agus saat menjadi pembicara dalam sebuah seminar di Jakarta, Rabu malam.

Agus menuturkan, kendati nilai tukar rupiah mengalami kondisi naik turun (volatilitas) namun harus dapat diukur. Ia menyatakan tidak mematok target rupiah pada level tertentu.

“Kita tidak punya target tapi dari waktu ke waktu kita keluarkan REER (real effective exchange rate),” kata Agus.

Pada Januari 2014 lalu, rupiah ditutup di level Rp12.210 per dolar AS, melemah 0,33 persen dibandingkan dengan akhir Desember 2013, lebih kecil dari pelemahan pada Desember 2013 sebesar 1,71 persen. Secara rata-rata, rupiah Januari 2014 tercatat Rp12.075 per dolar AS, melemah 0,7 persen, lebih rendah dibandingkan pelemahan rata-rata rupiah pada Desember 2013 sebesar 3,74 persen.

Dengan perkembangan itu maka indeks nilai tukar rupiah riil efektif atau REER (dengan tahun dasar 2006) tercatat 94,2 sehingga tingkat daya saing harga ekspor Indonesia relatif tinggi.

Ia menambahkan, tekanan terhadap rupiah akan terus mendera pada 2014. Menurut Agus, negara berkembang yang neraca transaksi berjalannya positif saja tetap mendapatkan tekanan terhadap nilai tukar mata uangnya, apalagi negara seperti Indonesia yang neraca transaksi berjalannya masih defisit.

“Nilai tukar itu akan berada di kondisi seperti sekarang itu pun dengan catatan reformasi struktural diteruskan dan adanya komitmen untuk membuat pasar keuangan kita lebih sehat,” kata Agus.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta sendiri pada Rabu sore bergerak menguat sebesar 23 poin ke posisi Rp11.653 dibanding sebelumnya Rp11.676 per dolar AS.  (C005/A029)


Sumber: http://www.antaranews.com/rss/ekonomi-moneter

Speak Your Mind

*

*