BI: risiko kurs utang luar negeri swasta masih tinggi

Jakarta (ANTARA News) – Bank Indonesia mengingatkan bahwa risiko rugi kurs utang luar negeri korporasi swasta dan BUMN masih tinggi dan dikhawatirkan akan terus membayangi sepanjang 2015.

Ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar rupiah sepanjang 2015 seharusnya diantisipasi oleh korporasi swasta dan BUMN untuk benar-benar menerapkan prinsip lindung nilai (hedging), kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Selasa.

Tirta mengatakan bahwa porsi utang luar negeri swasta yang naturally hedging sebesar 29 persen. Perusahaan penarik utang luar negeri swasta tersebut termasuk naturally hedging karena pendapatan mereka berbentuk valas.

“Sedangkan yang melakukan hedging sendiri, yang penghasilannya rupiah harus mengantisipasi, apalagi yang belum melakukan hedging,” kata dia.

Tirta mengaku tidak mengingat porsi utang luar negeri swasta yang sudah menerapkan hedging dan juga yang belum.

Namun, menurut Tirta, sejak dikeluarkannya penyempurnaan Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/21/PBI/2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri, secara umum pemenuhan kewajiban lindung nilai sektor swasta menunjukkan peningkatan.

Lebih lanjut, kata Tirta, prinsip kehati-hatian ini harus terus ditingkatkan.

Potensi dana keluar (capital outflow) yang masih tinggi akan terus membayangi fluktuasi nilai tukar rupiah, sehingga akan meningkatkan potensi rugi kurs sektor swasta yang belum melakukan hedging.

“Kita sudah warning dari dulu, harus hedging agar rugi kursnya tidak membengkak,” kata dia.

BI, kata dia, akan terus mengawasi penerapan kehati-hatian dalam utang luar negeri swasta, dari berbagai aspek seperti cakupan komponen aset dan kewajiban valas, lindung nilai, dan pemenuhan kewajiban peringkat utang.

Selama Januari 2015, utang swasta menyumbang porsi terbesar dengan nilai 162,9 miliar dollar AS atau 54,6 persen dari total utang luar negeri Indonesia yang senilai 298,6 miliar dollar AS. Pertumbuhan utang luar negeri swasta pada Januari sebesar 13,6 persen secara year on year.

Sementara utang luar negeri publik sebesar 45,4 persen atau 135,7 miliar dolar AS dari total utang luar negeri Indonesia atau bertumbuh 6,1 persen (yoy).

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Moneter

Speak Your Mind

*

*