BI Rate Turun Tetapi Suku Bunga Perbankan Masih Tinggi


shadow

Financeroll – Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 7,5%, tetapi suku bunga perbankan masih tinggi.

Dirut PT Bank Mandiri Tbk. Budi G Sadikin mengatakan perbankan memiliki komponen biaya dalam menentukan suku bunga kepada pasar.

Pertama yang paling tinggi adalah cost of fund, kedua cost operations, ketiga cost of credit dan empat cost of tax.

Cost of fund rata-rata di perbankan dalam antara 5%-6% sedangkan rata-rata di perbankan Asean hanya 1%.

“Kalau 5% banding 1% kan ada 4%, different kan, kalau kita bisa menyamakan itu dengan bank Asean kita bisa hemat 4%-%%,” katanya di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Sedangkan operating cost antara bank di Indonesia dengan Asean sudah sama bahkan yang paling bagus di Asean BCA, jadi kemungkinan menurunkan relatif sulit dong.

Ketiga credit cost masih lebih tinggi dibandingkan Asean sekitar 2%. Yang paling bagus di Asean antara 0,5%- 0,7% jadi ada ruang sekitar 1%-1,3% penghematan. Sedangkan untuk cost tax sama dengan Malaysia.

Ruang yang paling mungkin untuk menurunkan suku bunga adalah cost of fund. Hal itu bisa dilakukan jika terjadi deflasi.

“Maka dengan adanya deflasi ini berita bagus karena kalau inflasi turun kan BI tidak bisa sembarangan nurunin kan ada ilmunya, ada hitung-hitungannya,” jelasnya.

Dengan turunnya angka inflasi akan memberi ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan yang akan diikuti perbankan.

“Otomatis penurunan suku bunga BI pasti akan diikuti oleh perbankan, itu pasti, itu tinggal masalah timing waktu,” kata Budi.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*