BI Rate Tidak Bergerak dari Level 7,5%

BI Rate Tidak Bergerak dari Level 7,5%

Bank Indonesia memutuskan kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) pada level 7,5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar Kamis (13/2/14). Rapat Dewan Gubernur hari ini memutuskan mempertahankan BI rate pada level 7,5 persen dengan suku bunga deposit facility dan lending facility tetap masing-masing 5,75 persen dan 7,5 persen.

Sebelumnya, pada Januari 2014 lalu, RDG BI juga memutuskan untuk mempertahankan BI rate di level 7,5%. Sesuai dengan prediksi sebelumnya, keputusan untuk mempertahankan BI rate mengacu kepada data terbaru mengenai kondisi perekonomian Indonesia terkini.

Kondisi perekonomian saat ini relatif memadai, yang terlihat dari surplus neraca perdagangan selama tiga bulan terakhir sejak Oktober 2013 serta defisit neraca transaksi berjalan yang semakin mengecil meskipun tingkat yang jika dibandingkan Desember 2013 telah terjadi peningkatan karena adanya faktor volatile food dan bencana alam yang marak terjadi belakangan ini..

Faktor lainnya juga muncul dari optimisme akan perkembangan perekonomian tahun ini. Jika tahun lalu inflasi membengkak 8,35% akibat kenaikan harga BBM, laju inflasi pada 2014 akan kembali pada pola normalnya dan target inflasi Bank Indonesia sebesar 3,5-5,5% bisa saja tercapai.

Neraca perdagangan dan neraca pembayaran kemungkinan besar sudah kembali positif. Sinyal surplus sudah ditunjukkan sejak Desember 2013.

Pada bulan itu, neraca perdagangan dan neraca pembayaran sudah positif akibat mengecilnya impor dan masuknya dana asing. Meski tahun ini merupakan tahun politik, perkembangan ekonomi tahun ini diprediksi lebih baik dari tahun sebelumnya.

Namun BI juga memantau data inflasi pada Januari 2014 sebesar 1,07 persen, yang relatif tinggi dibandingkan dengan angka laju inflasi pada bulan yang sama sepanjang lima tahun terakhir, sejak 2009.

Memang untuk bulan ini tidak ada alasan yang kuat bagi BI untuk kembali menaikkan BI rate. Sebab, inflasi masih dinilai terkendali kecuali jika mata uang rupiah mengalami volatilitas. Adapun perkembangan pergerakan rupiah saat ini yang terus cenderung mengalami penguatan.

Pada paruh kedua 2014, diharapkan BI dapat menurunkan tingkat suku bunga seiring dengan kepastian penghentian stimulus moneter (tapering off) oleh Bank Sentral Amerika The Fed. Bunga acuan bank sentral diharapkan diturunkan perlahan ke level 6,50% seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi makro atau jika tujuan penurunan neraca transaksi berjalan (current account deficit) sudah berhasil.

(rf/JA/VBN)


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*