BI rate tetap, rupiah menunggu notulensi FOMC

JAKARTA. Mata uang garuda naik tipis di tengah menguatnya spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) telah memutuskan suku bunga tetap di level 7,5%.

Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, keputusan BI yang akhirnya menahan suku bunga sebesar 7,5% sudah diprediksi oleh pelaku pasar. Apalagi jika melihat nilai inflasi yang cukup terkendali.

Surplus neraca perdagangan sebesar US$ 1,01 miliar atau di atas ekspektasi pasar sebesar US$ 700 juta menjadi sentimen positif yang menyokong pergerakan rupiah di hadapan dollar AS.

Oleh karena itu, rupiah mampu menguat meski spekulasi kenaikan suku bunga The Fed membuat dollar AS semakin bertenaga.

Di pasar spot, Selasa (17/11) nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS menguat tipis 0,02% ke level Rp 13.746. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah tergerus 0,15% ke level Rp 13.711 per dollar AS.

“Saat ini sentimen eksternal masih lebih kuat dibandingkan dari dalam negeri. Pelaku pasar menunggu apakah The Fed akan menaikkan suku bunga di bulan Desember,” ujar Reny.

Sentimen eksternal yang saat ini sedang ditunggu adalah hasil notulensi rapat FOMC bulan ini yang akan dirilis Kamis (19/11). Pasar akan mencermati apakah hasil rapat FOMC bulan Oktober mendukung kenaikan suku bunga The Fed tahun ini.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*