BI Rate & Fed Fund Rate Dongkrak IHSG

INILAHCOM, Jakarta–Dalam sepekan terakhir, indeks saham domestik berhasil mencatatkan kinerja positif 1,4% seiring bertahannya Fed Fund Rate (FFR) dan turunnya BI Rate ke 6,7%. Seperti apa?

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 71,93 poin (1,49%) ke posisi 4.885,71 pada pekan yang berakhir Jumat (18/3/2016) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 4.813,78 per Jumat (11/3/2016).

Laju IHSG mampu berbalik naik sepanjang pekan kemarin. Laju IHSG di awal pekan mengalami kenaikan melanjutkan penguatan di akhir pekan sebelumnya. “Skenario dan harapan kami pun terwujud dengan menghijaunya laju IHSG,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (20/3/2016).

Adanya ekspektasi akan berubahnya tingkat suku bunga The Fed dan BI rate yang diikuti masih berlanjutnya penguatan nilai tukar rupiah memberikan sentimen positif pada IHSG jelang diadakannya rapat kedua bank sentral tersebut. “Berbaliknya aksi beli asing (meski tipis) yang diikuti laju rupiah yang positif turut mendukung kenaikan IHSG,” ujarnya.

Penguatan IHSG, lanjut dia, turut didukung oleh positifnya bursa saham global jelang pidato Gubernur The Fed Jannet Yellen. “Tak hanya itu, naiknya IHSG hampir di semua sektor membuat pelaku pasar berasumsi akan kembali adanya penurunan BI Rate di bulan ini,” ucapnya.

Tidak lama kemudian, kekhawatiran akan terjadinya pelemahan terjadi di mana laju IHSG berbalik melemah seiring dengan laju bursa saham global yang berbalik melemah. “Jelang FOMC meeting, IHSGlangsung dilanda aksi profit taking pascapenguatan yang cukup signifikan pada perdagangan sehari sebelumnya,” timpal dia.

Dirilisnya Neraca Perdagangan Indonesia yang surplus US$1,1 miliar di bulan Februarinyatanya belum mampu untuk menahan IHSGdari tekanan jual seiring dengan masih turunnya angka ekspor dan impor secara tahunan.

“Belum lagi, penilaian negatif Bank Dunia terhadap outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,1% yang diikuti pelemahan laju Rupiah sehingga turut memicu pelemahan IHSG,” papar Reza. Sementara itu, IMF memperkirakan, pertumbuhan ekonomi RI sebesar 4,9% di tahun ini.

Di hari selanjutnya, pelaku pasar memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali masuk. “Pasar mencoba bersikap positif jelang pengumuman hasil rapat kedua bank sentral,” ucapnya.

Setelah penantian, laju bursa saham AS yang mampu kembali menguat seiring dengan keputusan The Fed yang masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan Fed rate di kisaran 0,25%-0,50% juga berimbas pada berbalik melemahnya laju dolar AS.

Kondisi itu memberikan ruang bagi IHSG untuk dapat kembali melanjutkan penguatannya seperti skenario sebelumnya. “Aksi beli pun kembali terjadi dan terlihat mampu membawa IHSG melesat hingga level 4.900 seperti yang pernah kami harapkan sebelumnya untuk pencapaian level 4.900 dapat terjadi di bulan Maret ini,” ungkap dia.

Meski demikian, belum adanya kabar terkait berubah atau tidaknya BI rate hingga penutupan IHSG membuat pelaku pasar kembali menahan diri dan beberapa di antaranya melakukan aksi jual meski dalam jumlah kecil.

Para investor berekspektasi bahwa Bank Indonesia mempunyai ruang yang cukup besar untuk menurunkan suku bunganya sebanyak 25bps. “Keadaan itu terlihat dari Rupiah yang terus menguat disertai penurunan harga minyak dunia,” imbuhnya.[jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*