BI Rate Dipertahankan, Pasar Uang Domestik Begerak Variatif


shadow

Financeroll Pada perdagangan Selasa (19/5) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank bergerak melemah sebesar 26 poin menjadi Rp 13.172 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.146 per dolar AS.  Kurs rupiah kembali bergerak melemah setelah sempat cenderung positif pada pekan lalu.  Sementara IHSG naik 31 poin setelah tingkat suku bunga acuan (BI Rate) ditahan di 7,5%. Investor domestik langsung berburu saham.  Investor sempat asing mulai berbalik arah dan lakukan aksi beli pagi tadi. Namun sayangnya penguatan Indeks hanya bertahan sebentar.  Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 429,252 miliar di seluruh pasar. 

Mata uang rupiah yang mengalami koreksi menyusul sejumlah kepala bank sentral AS (the Fed) di beberapa Negara bagian mengemukakan kemungkinan akan kenaikan suku bunga Fed pada Juni 2015 sehingga nilai tukar rupiah pun terimbas negatif. Munculnya sentimen dari The Fed itu cukup membuat rupiah bergejolak dan dikhawatirkan akan terjadi penurunan lanjutan.  Data ekonomi Tiongkok yakni menurunnya harga perumahan membuat mata uang yuan juga melemah. Laju rupiah pun berjalan seperti mata uang Tiongkok itu, diharapkan mata uang rupiah dapat melanjutkan penguatannya.  Rupiah kembali tertekan bersamaan dengan mata uang lain di kawasan Asia.

Pelaku pasar kembali khawatir atas Yunani yang bisa berujung pada keluarnya dari zona Euro.  Pergerakan rupiah, juga akan terpengaruh dari pengumuman BI rate pada hari ini    yang diperkirakan tetap di level 7,5 persen. Pemangkasan BI rate, bukan tidak mungkin dilakukan oleh BI, situasi itu dapat menambah tekanan terhadap rupiah.

Dari bursa saham, menutup  perdagangan Sesi, IHSG turun tipis 5,153 poin (0,10%) ke level 5.232,658. Dana asing kembali mengalir ke luar lantai bursa.  Sejumlah saham konsumer jatuh cukup dalam terkena aksi jual. Indeks sempat jatuh ke titik terendahnya hari ini di 5.219,568.  Indeks kembali balik arah ke zona hijau setelah BI mengumumkan suku bunga acuan ditahan di 7,5%.   Posisi BI Rate itu merupakan yang tertinggi di antara bunga negara kawasan.  Pada akhir perdagangan, Selasa (18/5), IHSG ditutup menanjak 31,56 poin (0,60%) ke level 5.269,371. Sementara Indeks LQ45 ditutup melonjak 6,577 poin (0,72%) ke level 915,701.

Beberapa saham komoditas dan aneka industri menanjak cukup tinggi. Investor domestik yang sekarang semangat belanja saham.  Tercatat perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 235.996 kali dengan volume 6,55 miliar lembar saham senilai Rp 6,22 triliun. Sebanyak 140 saham naik, 141 turun, dan 108 saham stagnan. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*