BI Pelit Gelontorkan Cadangan Devisa?

INILAHCOM, Jakarta – Bank Indonesia (BI) ditengarai tidak banyak melakukan intervensi pasar sehingga rupiah terus loyo. Data Jakarta Internal Sport Dolar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bertenger di Rp14.067.

Analis Pasar Modal Reza Pryambada mengatakan, itu dilakukan untuk menjaga Cadangan Devisa (Cadev) supaya tidak tergerus. “Kalau BI terlalu agresif dalam melakukan intervensi rupiah, cadangan devisa kita akan terkuras,” ujar dia di Jakarta, Rabu (26/8/2015).

Ia menjelaskan, kondisi Rupiah posisi akhir di bulan Mei 13.195 dan di bulan Juni 13.340. Itu berarti turun -1,09%. Lalu di bulan Juli menjadi 13.459 atau turun -0,89%. Atau selama 2-3 bulan berturut-turut melemah rata-rata -0,99%.

Dengan pelemahan itu, cadangan devisa di bulan Mei US$110,88 miliar dan di Juni US$108,03 miliar, ada penurunan -2,57%. Dan di bulan Juli sebesar US$107,55 miliar, kembali turun -0,44%. Rata-rata penurunan selama 2-3 bulan sebesar -1,51%.

“Rupiah yang melemah -0,99% telah mengakibatkan cadangan devisa turun -1,51%. Ini kalau mau menahan pelemahan Rupiah lebih lanjut maka cadangan devisa akan lebih besar penurunannya. Tapi saying kan, itu seperti menggarami air laut,” katanya.

Ia tidak sepakat, BI disudutkan dengan pelemahan Rupiah akibat BI irit menggelontorkan Cadev sebagai alat intervensi pasar. “Kalau dalam kondisi seperti saat ini, kurang fair kalau kita menyalahkan sepenuhnya ke BI. Itulah kenapa BI enggak banyak mengintervensi pasar agar cadangan devisa kita berkecukupan, ” katanya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*