BI Nilai Rupiah Undervalued, Menkeu: Ini Masih Wajar…

Jum’at, 24 Juli 2015 | 20:54 WIB

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro saat menggelar jumpa pers di Jakarta, 2 Juli 2015. ANTARA/Vitalis Yogi Trisna

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pelemahan rupiah yang terjadi sekarang ini wajar. Pelemahan ini, kata dia disebabkan oleh libur hari raya yang membuat transaksi pasar tak aktif.

Selain itu, kata dia, pada saat bersamaan juga ada pernyataan dari Bank Sentral Amerika Serikat,  The Fed, yang berencana menaikkan suku bunga. Ini berkontribusi membuat dolar menguat.

“Dollar selalu baik kan kalau ada statement The Fed,” kata Menkeu di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis, 23 Juli 2015.

Menurut Bambang, yang terpenting saat ini adalah menjaga nilai rupiah agar tetap stabil. Nilai tukar yang terlalu undervalued, ia nilai tak akan baik untuk perekonomian. “Jangan juga overvalued, dampaknya juga enggak baik,” kata Menkeu.

Rabu 22 Juli 2015, Bank Indonesia merilis pernyataan soal nilai tukar rupiah yang dinilai dalam kondisi undervalued. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan nilai Real Effective Exchange Rate (REER) rupiah saat ini jika dibandingkan dengan mata uang mitra dagang utama berada di posisi undervalued. “Kalau dilihat REER ada slightly di bawah 100,” kata Agus di kantornya.

Menurut Agus, kondisi ini sebenarnya baik untuk kepentingan daya saing Indonesia. Namun, kata dia, pemerintah harus melakukan perbaikan infrastruktur dan mendorong realisasi minat investasi. Ini agar ekspor dapat diperbaiki meskipun harga komoditas turun.

TRI ARTINING PUTRI

 
 


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*