Berspekulasi di Saham Ekspor dan Transportasi

INILAHCOM, Jakarta – Seiring pelemahan nilai tukar rupiah dan komoditas, para pemodal dipredikis berspekulasi pada saham-sahamn lapis dua terutama yang berorientasi ekspor dan transportasi. Seperti apa?

David Sutyanto, analis First Asia Capital mengatakan, IHSG pada perdagangan kemarin berhasil rebound terbatas dipicu pembelian balik atas saham-saham unggulan di perbankan, properti, aneka industri dan konsumsi. IHSG berhasil tutup di teritori positif, menguat 18,294 poin (0,34%) di 5.462,928.

Penguatan ini lebih banyak dipicu pembelian pemodal lokal yang terimbas sentimen global setelah malam sebelumnya Wall Street berhasil rebound. “Sebaliknya pemodal asing kemarin cenderung melepas saham tercermin dari nilai penjualan bersih yang mencapai Rp485 miliar,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Pelemahan rupiah atas dolar AS yang sudah berada di 13.059 berdasasarkan kurs tengah BI juga turut menahan penguatan lanjutan.

Dari sentimen kawasan Asia, pasar terimbas data China yang keluar kurang menggembirakan. Indeks harga produsen di China Februari lalu turun 4,3% lebih besar dari estimasi. “Ini memicu kekhawatiran ancaman deflasi di negara tersebut yang bisa memangkas marjin industry,” ujarnya.

Data China yang kurang menggembirakan tersebut berdampak negatif bagi pergerakan saham sektor tambang dan perkebunan.

Sementara Wall Street tadi malam kembali dilanda aksi jual setelah pasar merespons negatif penguatan dolar AS dan penurunan harga minyak mentah. Indeks DJIA anjlok 300 poin lebih atau 1,85% tutup di level terendah bulan ini di 17.662,94. Sedangkan indeks S&P dan Nasdaq masing-masing koreksi 1,7% tutup di 2.044,16 dan 4.859,80.

Harga minyak mentah turun 2,5% di US$48,76 per barel dan harga emas turun 0,5% di US$1161 per troy ons. Pasar saham di zona Euro kemarin juga tutup di teritori negatif, dengan indeks Eurostoxx turun 1,2%.

Anjloknya pasar saham global tadi malam terutama dipicu kekhawatiran penguatan dolar AS yang saat ini sudah berada di level US$1,07 per euro atau level tertinggi dalam 12 tahun terakhir. “Penguatan dolar AS juga turut andil dalam tren pelemahan harga komoditas seperti minyak mentah dan harga komoditas logam,” papar dia.

Perkembangan pasar global yang kurang kondusif tersebut dan tren penguatan dolar AS yang berimbas negatif terhadap rupiah akan mempengaruhi perdagangan saham hari ini. “Pasar akan cenderung melepas aset berisiko yang berdampak pada terjadinya koreksi sejumlah harga saham sektoral terutama yang sensitif dengan pergerakan rupiah atau dolar AS dan yang berbasis pada harga komoditas,” ungkap dia.

Sebaliknya, pasar akan berspekulasi di saham-sahamn lapis dua terutama yang berorientasi ekspor seperti saham sektor perikanan dan transportasi menyusul harga minyak mentah yang turun.

IHSG diperkirakan david, bergerak dengan support di 5.425 dan resisten di 5.475 berpeluang koreksi. Secara teknikal, support pertama IHSG berada di 5.425 dan support kedua di angka 5.400. Di sisi lain, resisten pertama di angka 5.475 dan resisten kedua di posisi 5.500.

Di atas semua itu, David menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*