Bersiap Ekspor Obat Herbal ke Pasar Asia, SIDO Cari Tumpuan Rebound

Bersiap Ekspor Obat Herbal ke Pasar Asia, SIDO Cari Tumpuan Rebound

Setelah menguasai sebesar 70 persen pasar obat herbal  di tanah air, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) kembali bersiap untuk lakukan ekspor obat herbal. Sebelumnya, tercatat SIDO sudah lakukan ekspor ke beberapa negara seperti Timur Tengah, Malaysia, dan Amerika.

Selanjutnya SIDO akan memperluas pangsa pasar di Asia dimana permintaan akan produk herbal masih tinggi. secara khusus perseroan akan melakukan ekspor ke Jepang, Thailand, dan Taiwan. Selama ini perseroan mengaku bahwa mereka dibanjiri oleh permintaan baik untuk produk maupun bahan baku herbal dari ke tiga negara ini. khusus dari Jepang, permintaan lebih banyak untuk produk bawang putih dan kunyit.

Untuk merealisasikan rencana ini perseroan tentunya perlu meningkatkan kapasitas produksinya. Hal ini disebabkan karena permintaan dalam negeri yang juga sebenarnya belum dapat terpenuhi seluruhnya. Dari rata-rata penjualan produk per tahun, terlihat bahwa pengguna produk sidomuncul di Indonesia baru mencapai 2% dari total populasi masyarakat Indonesia. Artinya, di luar potensi dari pasar ekspor, pasar domestik masih memiliki potensi yang luar biasa besar.

Kinerja keuangan perusahaan hingga saat ini belum terlihat karena belum rilisnya laporan keuangan perushaan baik kuartalan maupun tahunan. Namun dengan memperkirakan penguasaan pasar dan potensi perkembangan pasar herbal di Indonesia, SIDO saat ini masih termasuk salah satu emiten unggulan di pasar modal Indonesia.

Dari bursa saham,  SIDO pada perdagangan kemarin (18/02)  dibuka positif ke level Rp. 900 atau menguat 10 poin dari harga penutupan kemarin di Rp. 890. Dan hingga akhir perdagangan harga ditutup Rp.900.

Secara teknikal, SIDO nampaknya telah memasuki masa jenuh beli dan menahan rally yang sempat membuat harga meningkat hingga Rp. 955. Saat ini harga terlihat cenderung berkonsolidasi di kisaran support Rp. 865 hingga resistance Rp. 940. Nampaknya tren konsolidasi yang saat ini terjadi dikarenakan penantian investor untuk laporan keuangan perusahaan tahun 2013. Dan diperkirakan harga dapat kembali melaju setelah rilis laporan keuangan memberikan hasil yang memuaskan. 

 

Adam Nugroho/Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research

Editor: Jul Allens


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*