Berpotensi Koreksi, Ini Alasan MITI Pecah Sahamnya,

PT Mitra Investindo Tbk (MITI) tengah berencana untuk menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Aksi korporasi ini dilakukan setelah rencana penggabungan nilai nominal saham atau reverse stock split 1:4 disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSB), Rabu (30/4) lalu.

MITI akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 641.614.000 saham biasa atas nama kelas B atau 50% dari total modal ditempatkan atau disetor penuh dengan nilai nominal Rp 20. Harga pelaksanaan rights issue ditetapkan sebesar Rp 230 per saham. Diperkirakan jumlah dana yang diperoleh dapat mencapai Rp 147,57 miliar. Adapun setiap satu saham lama berhak atas satu HMETD.

Dana dari rights issue akan digunakan untuk akuisisi yang diperkirakan mencapai US$ 11 juta. Seperti diketahui, MITI telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (CSPA) dengan Interra Resources Limited dan Goldwater. MITI akan membeli 90% saham Goldwater milik Interra. Oleh karena itu jika saham baru MITI tidak terserap, maka Interra akan menjadi pembeli siaga yang menyerap sisa saham baru yang ditawarkan.

Kegiatan yang dilakukan oleh MITI merupakan transaksi material karena nilai akuisisi tersebut mencapai 147,5% dari ekuitas perseroan. Selain itu, masuknya MITI ke bisnis migas dipandang sebagai strategi diversifikasi usaha untuk mempertahankan kinerja keuangannya. Seperti diketahui, produsen batu granit ini memang tercatat mengalami kemerosotan laba lantaran cadangan batu granit dan produksinya terus menurun.

Hal lain yang harus dipahami bahwa sesungguhnya penggabungan saham (reverse stock split) merupakan salah satu aksi yang dilakukan emiten dimana hal tersebut berkebalikan dengan stock split, yaitu dengan cara menggabungkan nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih besar sesuai dengan rasio reverse stock split yang telah ditentukan, dimana perubahan nilai nominal tersebut hanya mengakibatkan pengurangan jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah jumlah modal ditempatkan dan modal disetor (Paid in Capital). Dengan kata lain aksi reverse stock split (penggabungan saham) secara fundamental tidak akan mengurangi atau menambah nilai investasi atau modal dari pemegang saham / investor.

Adapun tujuan perusahaan melakukan aksi penggabungan saham (reverse stock split) adalah untuk membentuk harga saham menjadi lebih tinggi dari sebelumnya (bukan menaikkan harga saham), mensejajarkan harga saham dengan saham-saham emiten sejenisnya atau yang dianggap memiliki karakteristik yang sama, menaikkan posisi saham dari saham yang masuk kategori papan pengembangan ke papan utama dan membentuk harga saham yang lebih wajar. 

Pasca diumumkannya rencana ini, dari lantai bursa siang ini (5/5) tercatat bahwa saham MITI berhasil dibuka positif meski hingga kini terlihat bahwa penguatan tersebut masih terbatas. Saat ini saham MITI berada pada level 55 basis poin atau naik 5,77% dari saat penutupan akhir pekan lalu dengan jumlah saham yang berhasil ditransaksikan lebih dari 17.000 lot saham.

Terlihat memang posisi saham MITI saat ini masih cukup rendah, dengan demikian sedikit terjawab mengapa manajemen memutuskan untuk melakukan reverse stock split.

Secara teknikal, terlihat bahwa indikator RSI berada pada level 20% dimana saham ini terlihat masih cenderung mengalami pelemahan. Level resistence berada pada 77 sedangkan support pada 46 poin.

 

Stephanie Rebecca/Analyst Equity Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens
pic:wikipedia


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*