Berorientasi Ekspor,  Bio Farma Tahan Gejolak Rupiah


shadow

Financeroll Kinerja keuangan PT Bio Farma tidak terdampak pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi beberapa waktu lalu lantaran 65% produk vaksinnya diekspor.  Perusahaan farmasi milik negara yang sudah menginjak usia lebih dari 100 tahun itu telah mencanangkan diri sebagai perusahaan life science dunia.  Demikian disampaikan Direktur Utama PT Bio Farma Iskandar,  dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis (16/4).

Bio Farma dikenal sebagai perusahaan pembuat vaksin dan antisera terbesar di dunia. Meski mengakui kapasitas produksinya sudah terpakai penuh, perusahaan tersebut diklaim menduduki posisi teratas dunia dalam produksi vaksin folio.  Disebutkan pula bahwa tidak pernah ada cerita pemberantasan folio tanpa melibatkan Indonesia.  

Sebutan itu dinilai layak  karena perseroan itu merupakan satu dari sekitar 30 perusahaan farmasi di dunia yang bisa mengimpor vaksin ke lebih dari 131 negara. Tiongkok dan ASEAN belum (ekspor vaksin). Jadi  perseroan  ada dalam posisi yang bagus untuk tingkat ASEAN.  Diharapkan  vaksin milik perseroan  menjadi tuan di rumah sendiri.

Untuk diketahui, sepanjang 2014, total aset perseroan mencapai Rp 3 triliun dengan rincian penjualan bersih sekitar Rp 2 triliun dan laba bersih Rp 580 miliar.  Di sektor pemasaran, sekitar Rp 1,4 triliun didapatkan perseroan dari ekspor vaksin virus dan vaksin bakteri yakni di bawah Rp 300 miliar.  Penyerapan oleh pemerintah mencapai sekitar Rp500 miliar, sedangkan swasta sekitar Rp130 miliar. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*