Benarkah Pelemahan Rupiah Bisa Dongkrak Ekspor RI?

Jakarta -Pemerintah kerap kali melontarkan pernyataan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa menjadi momentum mendorong ekspor Indonesia. Namun apakah itu terbukti?

Juniman, Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII), mengatakan sejak 2011 sampai saat ini rupiah cenderung bergerak melemah terhadap dolar AS. Pada 2011, dolar AS masih di kisaran Rp 8.000 dan saat ini sudah mencapai level Rp 13.000.

“Dalam 4-5 tahun terakhir rupiah cenderung melemah, dari Rp 8.000/US$ menjadi Rp 13.000/US$. Pelemahannya hampir 40%,” kata Juniman kepada detikFinance, Selasa (17/3/2015).

Namun, lanjut Juniman, ternyata pelemahan rupiah yang hampir 40% tidak otomatis mendongrak kinerja ekspor. Justru ekspor Indonesia cenderung turun.

Sepanjang 2011, nilai ekspor Indonesia tercatat US$ 203,62 miliar. Namun pada 2014, nilai ekspor Indonesia turun menjadi ‘hanya’ US$ 176,29 miliar.

“Jadi, pelemahan rupiah tidak selamanya bisa mendorong ekspor. Masalahnya, ekspor kita kebanyakan natural resources (sumber daya alam), sehingga kinerjanya bergantung pada harga komoditas internasional dan permintaan. Kita tidak bisa memanfaatkan momentum pelemahan rupiah untuk meningkatkan ekspor,” jelas Juniman.

Oleh karena itu, tambah Juniman, Indonesia harus membangun industri manufaktur agar tidak lagi mengandalkan sumber daya alam sebagai komoditas ekspor utama. Dengan begitu, Indonesia bisa meningkatkan ekspor tanpa tergantung harga komoditas internasional.

(hds/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*