Belum Punya Katalis, Rupiah Konsolidasi

Belum Punya Katalis, Rupiah Konsolidasi

INILAH.COM, Jakarta – Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (21/2/2014) diprediksi konsolidasi karena belum punya tren baru.

Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, dalam empat hari terakhir, setelah penguatan drastis akibat pengumuman current account, rupiah masih dalam fase konsolidasi. Dalam empat hari terakhir, rupiah bergerak dalam kisaran yang kurang lebih sama.

“Karena itu, mungkin pergerakan Jumat ini pun, rupiah masih di kisaran yang sama antara 11.720 hingga 11.900 per dolar AS. Rupiah masih berada dalam fase konsolidasi,” katanya kepada INILAH.COM.

Lebih jauh Ariston menjelaskan, semalam AS merilis data penting seperti klaim tunjangan pengangguran yang angkanya sudah diprediksi turun menjadi 335 ribu klaim dari sebelumnya 339 ribu klaim. “Hanya saja, jika melihat angkanya dalam beberapa bulan terakhir, kisarannya tidak terlalu berbeda alias stabil di kisaran 130-an ribu klaim. Tapi, jika angkanya memang lebih rendah jadi sentimen positif untuk dolar AS,” ujarnya.

Sementara itu, data Consumer Price Index (CPI) AS sudah diprediksi turun ke 0,1% (mont on month) untuk Januari dari publikasi sebelumnya 0,2%. Tapi, inflasi tahunan AS sudah diprediksi naik jadi 1,6% dibandingkan rilis sebelumnya 1,5%.

Di sisi lain, lanjut dia, survei manufaktur di kawasan Philadelphia, berdasarkan polling diprediksi 8,0 dari sebelumnya 9,4. Indeks manufaktur AS mengindikasikan penurunan. “Manufaktur di kawasan New York pun lebih rendah dibandingkan prediksi seiring cuaca dingin yang ekstrem di AS,” ujarnya.

Dari data-data itu, kata dia, terlihat bahwa data AS variatif dan cenderung jadi sentimen negatif bagi dolar AS. “Hanya saja, rupiah belum bisa menguat karena masih terpengaruh oleh komitmen The Fed untuk melakukan tapering pada setiap rapat FOMC,” ucapnya.

Tapi, faktor FOMC pun sebenarnya tidak membuat rupiah melemah tajam. Tidak menciptakan suautu tren pelemahan baru. “Rupiah masih terhitung anteng-anteng saja, masih konsolidasi. Jadi, belum ada trigger yang begitu besar lagi yang bisa memperkuat rupiah,” imbuh Ariston.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (20/2/2014) ditutup melemah 35 poin (0,29%) ke posisi 11.800/11.825. [jin]


Sumber: http://www.inilah.com/rss/feed/pasarmodal/

Speak Your Mind

*

*