BEI Yakin Transaksi Harian Bisa Capai Rp8 T

INILAHCOM, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis target rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp8 triliun pada 2017 dapat tercapai karena sejumlah kebijakan akan diterbitkan.

“Ada beberapa kebijakan yang akan dikeluarkan. Kebijakan- kebijakan itu kami harapkan bisa meningkatkan nilai transaksi,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat di Jakarta, Rabu (11/1/2017).

Ia mengemukakan bahwa saat ini pihaknya sedang menanti izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menambah jumlah saham yang dapat ditransaksikan secara marjin. Bertambahnya jumlah saham marjin diharapkan dapat mendorong aktivitas transaksi di pasar modal.

“Saham-saham yang selama ini mungkin tidak terlalu aktif ditransaksikan pada level tertentu bisa lebih aktif dengan dimasukkannya saham itu ke dalam transaksi marjin,” katanya.

Kemudian, lanjut dia, BEI bersama dengan Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal telah mendirikan PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) yang akan memberikan pendanaan kepada perusahaan sekuritas untuk transaksi marjin.

“Jadi tidak hanya sekadar rencana, tapi juga ada kegiatan konkret yang akan kami lakukan dalam rangka meningkatkan nilai transaksi,” ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, program edukasi dan sosialisasi mengenai pasar modal juga akan terus digencarkan salah satunya ke sejumlah kelompok profesi, karyawan perusahaan, serta mahasiswa.

“Kegiatan pengetahuan mengenai pasar modal ke masyarakat diharapkan meningkat. Program ‘yuk nabung saham’ juga terus diguilirkan. Dengan begitu diharapkan likuiditas di pasar modal meningkat,” katanya.

Paa awal tahun 2017 ini, Samsul Hidayat mengakui rata-rata nilai transaksi harian di BEI relatif masih minim sekitar Rp5,25 triliun, menurun dibandingkan tahun 2016 lalu yang sebesar Rp6,7 triliun.

“Sekarang masih terlalu awal, kita tunggu sampai akhir bulan ini. Mudah-mudahan terjadi peningkatan transaksi di BEI,” katanya.

Menurut dia, salah satu faktor yang membuat rata-rata nilai transaksi harian masih rendah pada awal tahun ini adalah investor masih menunggu perkembangan harga komoditas, serta pemerintahan baru di AS.

“Sebagian investor institusi masih menunggu dan melihat bagaimana tren di 2017 ini,” katanya. [tar]
 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*