Begini Cara Tukang Sayur Siasati Harga BBM yang Naik-Turun

Jakarta -Mulai 1 Januari 2015, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa naik-turun tergantung harga minyak mentah. Para pedagang sayur punya cara tersendiri menyiasati kebijakan ini.

Contohnya Bimo, pedagang sayur keliling di Komplek Sukatani, Depok, yang ditemui detikFinance tengah berbelanja di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Sabtu (24/1/2015). Menurutnya, harga BBM yang naik-turun belum tentu membuat harga sayur juga demikian.

“Kita menyiasatinya dengan menyesuaikan ukuran. Misalnya kangkung. Kalau harga BBM naik, ukuran satu ikatnya kita kurangi,” ungkapnya.

Bimo menyebut, cara ini bukanlah langkah untuk mencurangi konsumen namun lebih menyesuaikan dengan perilaku konsumen sendiri. Masalahnya, konsumen di Indonesia tidak terbiasa dengan perubahan harga yang terlalu cepat.

“Pembeli kita itu nggak terbiasa dengan perubahan-perubahan harga. Yang mereka tahu kalau biasanya beli segitu, ya maunya segitu terus. Jadi kalau harga BBM naik, bukan harga sayurnya yang dinaikkan tapi ukurannya saja kita sesuaikan supaya masuk hitungannya,” jelas dia.

Bimo mengatakan, penyesuaian ukuran ini tidak akan sering dilakukannya. Hanya bila kenaikan atau penurunan harga BBM dirasa sudah terlalu signifikan.

“Kalau BBM naik Rp 100-200, kita nggak akan langsung seperti itu. Tapi kalau naiknya sudah Rp 1.000 itu baru kita buat penyesuaian. Karena kalau sudah naik segitu, biasanya modalnya juga ikut naik,” paparnya.

(dna/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*