Beberapa Jenis Trader Forex

Saya yakin Kalian – dan sekian banyak trader lain di dunia ini – telah mengerti dengan pasti bahwa pasar forex menyimpan potensi keuntungan yang luar biasa. Banyaknya orang yang mencoba untuk mencari peruntungan menyebabkan broker-broker forex – yang legal maupun ilegal – bermunculan bagai cendawan di musim penghujan.

Sayangnya banyak trader forex yang tidak mengerti dengan baik kapan mereka perlu melakukan transaksi; buy atau sell. Itu karena mereka tidak mengerti sebenarnya jenis trader seperti apa mereka. Ketidaktahuan ini menyebabkan mereka dengan “buta” meng-copy saja apa yang dilakukan trader lain yang lebih senior.

jenis trading erat kaitannya dengan watak seorang trader forex. Tentu kita sepakat bahwa watak orang berbeda-beda. Karena trader juga manusia, tentu watak masing-masing trader berbeda-beda. Itulah sebabnya jenis trading pun berbeda-beda.

Bagi trader forex – khususnya pemula – sangat penting mengerti jenis trading agar bisa mengerti metode seperti apa yang cocok. Jadi, kalaupun Kalian ingin mengikuti gaya trading trader lain, Kalian tidak akan merasa “terjebak” karena memang trader tersebut memiliki jenis trading yang sama dengan Kalian.

Fundamental Trader
Trader yang menggunakan pengamatan fundamental sebagai metode pengamatannya akan memusatkan perhatiannya pada data atau berita ekonomi sebelum memutuskan untuk trading. Ia akan melihat berita yang terkait dengan mata uang tertentu sebelum melakukan transaksi.

Pada dasarnya pengamatan fundamental lebih cocok untuk dipergunakan untuk trading jangka panjang. Memang ada beberapa data ekonomi yang bisa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek, namun sifatnya insidental semisal efek data US Non-farm Payrolls atau keputusan suku bunga dari bank sentral.

Jika beberapa metode trading berdasar pada pengamatan yang dilakukan secara singkat, maka pengamatan fundamental bisa saja tidak mengalami perubahan hingga berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan. Mungkin juga dalam hitungan tahun. Jadi jangan heran jika ada trader fundamental (asli) bisa menahan posisi mereka selama berhari-hari, berbulan-bulan, atau bahkan mungkin bertahun-tahun.

Technical Trader
Berbeda dengan Fundamental Trader, para Technical Trader (atau sering disebut “technician”) tidak memedulikan data atau berita ekonomi apa pun sebagai dasar pengambilan keputusan. Mereka mempergunakan pengamatan teknikal dalam melakukan pengamatan, pada umumnya (namun tidak terbatas pada) mempergunakan grafik pergerakan harga (chart).

pengamatan teknikal juga bisa diterapkan pada trading jangka pendek hingga jangka panjang. Meksipun demikian, para technician pada umumnya lebih suka melakukan trading jangka pendek hingga menengah. Fleksibilitas seperti ini kurang dimiliki oleh pengamatan fundamental yang lebih condong kepada trading jangka panjang.

Dalam pengamatan teknikal berlaku kaidah “market action discounts everything”, yang secara bebas bisa diterjemahkan menjadi “perilaku pergerakan harga mencerminkan sentimen yang beredar di pasar”. Menurut para technician “totok”, pergerakan harga sudah bisa memberikan petunjuk mengenai ke mana pasar akan bergerak sehingga mereka tak lagi membutuhkan informasi dari data atau berita ekonomi.

Kalian yang tinggal menggunakan laporan ekonomi sebagai referensi dalam trading forex mungkin tidak akan nyaman jika mengikuti langkah para technician ini, sebab seringkali mereka – terutama para day trader – mengambil posisi trading yang berlawanan dengan prediksi data ekonomi yang akan dirilis.

Sentiment Trader
jenis ini sebenarnya merupakan kombinasi Fundamental Trader dengan Technical Trader. Mereka menggabungkan pengamatan fundamental dan teknikal untuk mengidentifikasi potensi pergerakan harga. Sentiment Trader mengacu pada trend utama pergerakan harga dan mencoba untuk mencari peluang dari currency pair yang bergerak searah dengan momentum pasar.

Misalnya begini, ketika pengamatan teknikal memberitahukan bahwa saat itu pasar berada dalam uptrend, maka para sentiment trader akan mencoba untuk mencari momentum atau alasan fundamental yang tepat yang mendukung pergerakan harga ke atas. Jika misalnya EUR/USD berada dalam uptrend, maka mereka akan menunggu konfirmasi data fundamental yang memperkuat sentimen positif bagi euro.

Sentiment trader juga biasanya adalah technician yang “lurus”. Prinsip “the trend is your friend” benar-benar dipegang teguh. Mereka tidak akan OP sell pada saat uptrend (meskipun misalnya indikator teknikal telah mengkonfirmasi ada peluang koreksi), atau OP buy pada saat downtrend.

Bottom Line
Mungkin beberapa contoh jenis trading di atas bisa menjadi panduan bagi Kalian – terutama pemula – untuk menemukan strategi atau role model yang tepat. Sebenarnya masih ada banyak jenis trading yang belum dijelaskan di artikel ini, namun tiga jenis di atas merupakan dasar bagi berbagai jenis yang lain.

Speak Your Mind

*

*