Beban Bunga dan Forex Picu Kerugian XL Jadi Rp 901 Miliar

Jakarta -PT XL Axiata Tbk (XL) hingga kuartal-III 2014 mencatatkan laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 6,3 triliun atau turun 1 persen dibanding periode yang sama tahun 2013.

Perusahaan juga mencatatkan kerugian Rp 901 miliar akibat meningkatnya beban bunga dari pinjaman untuk pembayaran akuisisi PT Axis Telekom Indonesia serta peningkatan kerugian Forex.

Adapun, pendapatan XL naik 11 persen dari tahun lalu menjadi Rp 17,6 triliun, dikontribusikan oleh peningkatan layanan data sebesar 43 persen, serta layanan percakapan dan SMS yang naik masing-masing 4 persen. Sementara marjin EBITDA menjadi 36 persen.

“Layanan data meningkatkan kontribusinya dari 23 persen pada kuartal III-2013 menjadi 28 persen pada tahun ini dari total pemakaian pendapatan kam,” kata Presiden Direktur XL,Hasnul Suhaimi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Beritasatu.com, Kamis (30/20).

Dia mengatakan, trafik layanan data tumbuh 136 persen dari tahun lalu dengan jumlah pelanggan data mencapai 31,2 juta pelanggan atau 53 persen dari total pelanggan. “Pengguna smartphone juga memberikan kontribusi sebesar 25 persen dari total pelanggan atau mencapai 14,6 juta pengguna,” kata dia.

Hasnul menyatakan, perusahaan kembali fokus pada layanan data. Hingga kuartal-III 2014, total layanan data yang dimiliki perusahaan mencapai 49.682 base transceiver station (BTS), termasuk 15.429 Node Bs. XL juga telah mengurangi keluhan pelanggan hingga 20 persen dengan tingkat keberhasilan panggilan 99,94 persen.

XL juga telah menjual sebagian dari total portofolio menara sebanyak 3.500 menara kepada PT Solusi Tunas Pratama Tbk seharga Rp 5,6 triliun. Hal tersebut dimaksudkan agar perusahaan dapat lebih berfokus pada layanan utama selain mengoptimalkan operasional dan juga biaya. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk melakukan pembayaran hutang XL dan mencapai struktur modal perusahaan yang lebih baik.

Hingga kuartal III-2014, XL telah membelanjakan Rp 5,3 triliun untuk belanja modal dengan kombinasi dana internal dan utang. Jumlah utang XL meningkat menjadi Rp 30,4 triliun dari tahun sebelumnya Rp 17,5 triliun yang mengakibatkan peningkatan utang bersih/EBITDA dari 1,8 kali menjadi 3,2 kali.

Penulis: Yosi Winosa/WBP


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*