Banyak Transaksi dengan Dolar AS, Rupiah Bisa Terus Melemah

Jakarta -Kebiasaan menggunakan mata uang asing seperti dolar Amerika Serikat (AS) di dalam negeri berpengaruh buruk terhadap perekonomian domestik. Bila terus terjadi, maka nilai tukar rupiah akan melemah.

Deputi Menko Perekonomian Bidang Perindustrian dan Perdagangan Edy Putra Irawady mengatakan, impian atas mata uang dengan nilai tukar yang stabil dan kuat akan sulit tercapai bila yang digunakan untuk bertransaksi adalah dolar AS. Bukan rupiah seperti yang seharusnya.

“Kalau yang dipakai itu dolar, maka demand terhadap rupiah rendah dan akan depresiasi terus,” kata Edy dalam pesan singkatnya kepada detikFinance, Rabu (2/7/2014).

Ini terlihat dari kondisi sekarang, di mana kebutuhan dolar di dalam negeri sangat tinggi. Akibatnya, nilai tukar rupiah pun berfluktuasi.

Selain itu, kalangan pengusaha juga akan menerima efek buruknya, terutama dalam kepastian usaha. Pengusaha harus mengeluarkan biaya lebih untuk mengkonversi rupiah ke dolar AS.

“Kalau terdepresiasi terus kan kasihan pengusaha, nggak pasti biayanya. Kalau eksportir ada fasilitas hedging di BI untuk hindari risiko fluktuasi nilai tukar, tapi belum tahu berjalan atau tidak,” jelasnya

Undang-undang No 7/2011 menyebutkan bahwa setiap transaksi di dalam negeri harus menggunakan rupiah. Bila tidak dijalankan, maka ada sanksi pidana yang harus ditanggung.

“Jadi sekarang yang terpenting bagaimana mewajibkan semua orang menggunakan rupiah. Jika rupiah berdaulat, pengusaha lebih bisa meningkatkan kepastian usaha,” tegas Edy.

(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*