Banyak Faktor Perkuat Rupiah Sepekan

INILAHCOM, Jakarta Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah menguat 0,52% terhadap dolar AS. Banyak faktor yang mempengaruhinya, mulai dari lelang surat utang negara hingga kenaikan harga minyak. Seperti apa?

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah menguat 69 poin (0,52%) ke angka 12.995 per dolar AS pada pekan yang berakhir Jumat, 3 April 2015 dibandingkan posisi akhir pekan sebelumnya di 13.064 pada Jumat, 27 Maret.

“Sepanjang pekan, laju rupiah mampu berbalik positif,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (5/4/2015).

Di awal pekan, laju rupiah memang belum juga beranjak dari zona merah. “Kondisi inipun kurang lebih sama seperti yang kami sampaikan sebelumnya di mana tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, tampaknya laju rupiah masih kurang kuat untuk berbalik arah dengan asumsi belum adanya sentimen positif yang dapat memunculkan peluang pelemahan lanjutan,” ujarnya.

Kembali munculnya ketidakpastian di Yunani yang berimbas pada pelemahan nilai tukar euro hingga berbalik turunnya harga minyak mentah membuat laju dolar AS berkesempatan mengalami kenaikan. “Rupiah pun kembali terkena imbas sehingga melanjutkan pelemahannya,” ucapnya.

Di hari lainnya, meski laju euro masih melanjutkan pelemahannya seiring meningkatnya ketidakpastian di Yunani, laju rupiah mampu beranjak ke zona hijau. “Laju rupiah pun mampu melampaui kekhawatiran kami sebelumnya,” papar dia.

Imbas dari meningkatnya penyerapan lelang SUN di hari sebelumnya di mana menghasilkan angka bid to cover ratio lebih besar dari lelang SUN sebelumnya memberikan imbas yang cukup positif. Selain itu, penguatan rupiah mendapat dukungan dari rilis inflasi Maret sebesar 0,17%. “Angka ini lebih rendah dari perkiraan kami 0,43% dan konsensus 0,19%,” tuturnya.

Sentimen tersebut diperkuat oleh meningkatnya laju Yen dan Yuan seiring ekspektasi akan perbaikan ekonomi masing-masing. “Semua itu turut memberikan imbas positif sehingga laju rupiah dapat melanjutkan penguatannya,” tandas dia.

Berbeda dengan IHSG yang cenderung melemah, laju positif rupiah masih terjadi jelang libur panjang. Tampaknya sentimen dari berbalik naiknya laju harga minyak seiring turunnya cadangan minyak AS dan kekhawatiran gagalnya kesepakatan pembicaraan nuklir Iran dan lemahnya data-data AS membuat laju dolar AS melemah. “Kondisi ini memberikan kesempatan bagi rupiah untuk menguat,” ungkap dia.

Apalagi, Reza menegaskan, penguatan ini juga didukung sejumlah penguatan sejumlah mata uang kawasan. “Arah berikutnya, rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten 13.080-13.045 jika mengacu pada kurs tengah BI,” imbuh Reza. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*