Bankir : pelemahan Rupiah karena ekspektasi

Bandung (ANTARA News) – Pelemahan nilai tukar Rupiah yang berkisar pada Rp13.500 dinilai karena banyaknya ekspektasi dan spekulasi yang muncul, menurut Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia, Alexander Eric Sugandi.

“Banyaknya ekspektasi jangka pendek cenderung membuat rupiah menurun,” kata Eric dalam loka karya keadaan politik dan ekonomi di Bandung, Sabtu malam.

Ia berpendapat ekspektasi seperti perkiraan harga BBM, kemudian suku bunga dari Amerika yang belum pasti membuat keadaan tidak stabil.

Perekonomian sedikit banyak juga terpengaruh dari melemahnya saham di Tiongkok.

“Perkiraan dari biaya kirim melalui kapal (Shipping minyak) juga bisa menjadi salah satu faktor,” katanya.

Ia berpendapat jika keadaan tidak berubah maka target perekonomian dalam mencapai lima persen akan terhambat.

Sebelumnya, ia menjelaskan, daripada semua pihak tertuju untuk mencapai target, lebih baik sekarang realistis untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di agenda pemerintah.

“Selesaikan saja proyek infrastruktur secara maksimal, pasti tahun depan target bisa lebih baik,” katanya.

Selain itu, ia juga memberi masukan agar pemerintah bisa menjaga inflasa yang ada di samping tetap fokus infrastruktur.

“Perlambatan ekonomi memang masih menjadi hambatan, tapi jangan justru terbebani dengan target, persiapkan saja yang sudah ada,” tuturnya.

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Moneter

Speak Your Mind

*

*