Bank Permata Kucurkan Pendanaan Sektor Ritel, Sahamnya Menguat Terbatas

PT Bank Permata Tbk. (BNLI) berencana untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor ritel dikarenakan konsumsi domestik yang kuat menjadi peluang. Tahun ini perseroan akan lebih fokus pada industri yang berbasis makanan dan minuman, karena industri tersebut cukup tahan terhadap goncangan ekonomi. Meski akan memperkuat sektor ritel, BNLI tak akan melupakan proyeksi dari regulator perbankan untuk bertumbuh di kisaran 15%–17%.

Tahun lalu, raihan laba perseroan mencapai Rp1,73 triliun, disebabkan meningkatnya penyaluran fungsi intermediasi pada tahun lalu mencapai Rp118,8 triliun, naik 26% dari posisi Rp94,4 triliun pada 2012.

Di sisi lain, untuk melakukan ekspansi tahun ini, modal perseroan masih cukup kuat untuk melakukan ekspansi sesuai rencana bisnis bank (RBB) yang telah dirancang. Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di kisaran 14%—15%.

Perseroan mencatat perbaikan berkelanjutan atas kinerja operasional di tengah kondisi ekonomi makro yang penuh tantangan pada 2013 dan mencetak keuntungan di semua lini baik penyaluran kredit, penghimpunan dana, kapasitas organisasi dan layanan yang lebih baik.

Sementara itu hasil RUPST memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham senilai Rp172,58 miliar, atau 10% dari laba bersih setelah pajak Rp1,73 triliun pada tahun lalu.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari ini, Kamis (24/4/14), saham BNLI dibuka turun  10 poin ke posisi 1360.  Dan setelah itu pergerakannya dikisaran 1360-1380. Dengan volume awal perdagangan saham BNLI mencapai 60 ribu lot saham dan terus bertambah.

Melihat indikator teknikal, harga saham BNLI yang mulai rebound pada akhir bulan lalu setelah mengalami pelemahan yang cukup tajam. Saat ini BNLI terlihat bergerak sideways dimana indikator MA yang sempat terlihat naik, kini berubah arah menjadi flat dan candle yang sempat menyentuh bolinger band atas mulai kembali menuju MA. Selain itu indikator stochastic menunjukan harga telah berada dalam zona jenuh beli yang sewaktu-waktu dapat terkoreksi.

Indikator ADX bergerak flat ketika  +DI menunjukan bergerak flat di level 19. Diprediksi BNLI masih akan bergerak konsolidasi menunggu fundamental saat ini untuk mendongkrak naik BNLI Dengan kondisi fundamental dan teknikalnya, maka harga masih akan menguat terbatas di level support Rp 1312 hingga resistance Rp 1392.

 

 

Regi Fachriansyah / Equity Analyst at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens

 


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*