Bank Negara Malaysia Tidak Ubah Suku Bunga Karena Tekanan Inflasi

Bank Negara Malaysia Tidak Ubah Suku Bunga Karena Tekanan Inflasi

Bank Negara Malaysia memutuskan untuk tidak merubah tingkat suku bunga pada posisi 3 persen. Hal ini disebabkan karena meningkatnya tekanan inflasi dan melemahnya permintaan domestik. Bank sentral Malaysia ini melihat ekonomi global terus berkembang pada kecepatan yang lambat. Di negara maju, tanda-tanda perbaikan ekonomi yang lebih baik telah muncul.

Ekonomi Asia akan terus mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan meskipun pertumbuhan permintaan domestik di beberapa negara menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Dalam beberapa pekan terakhir, pergeseran likuiditas global telah mengakibatkan peningkatan volatilitas dan ketidakpastian di pasar keuangan internasional.

Bank Negara Malaysia juga melaporkan bahwa ke depannya pertumbuhan global akan didukung oleh negara-negara berkembang dan pemulihan di negara maju. Meskipun demikian, kondisi ekonomi dan keuangan global masih rentan terhadap perubahan dalam sentimen dan peningkatan volatilitas di pasar keuangan internasional.

Malaysia Interest Rate

Untuk ekonomi Malaysia, indikator yang ada menunjukkan bahwa meningkatnya kinerja perekonomian yang berkelanjutan pada kuartal keempat tahun 2013. Perbaikan ekspor telah mendukung pertumbuhan ekonomi selama kuartal Desember, sementara permintaan domestik tetap kokoh. Momentum pertumbuhan diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2014, di tengah kenaikan kinerja di sektor eksternal.

Kegiatan investasi diproyeksikan masih tetap kuat, dipimpin oleh kenaikan belanja modal oleh sektor swasta, khususnya di sektor pertambangan, manufaktur dan jasa. Permintaan domestik diperkirakan akan tetap bergerak lambat, yang mencerminkan konsolidasi sektor publik yang berkelanjutan dan pertumbuhan konsumsi yang lebih lambat pada sektor swasta.

Inflasi Malaysia pada Desember 2013 tercatat meningkat menjadi 3,2 persen dengan rata-rata tahun 2013 sebesar 2,1 persen. Inflasi Malaysia tercatat telah meningkat secara bertahap karena gangguan pasokan menyusul kondisi cuaca buruk dan biaya domestik yang lebih tinggi. Terhadap ini juga Bank Negara Malaysia memperkirakan Inflasi  akan lebih tinggi karena faktor biaya dalam negeri. Tekanan harga akan diperkecil oleh faktor eksternal dan kondisi permintaan domestik yang lambat, hal itu akan membantu meredam dampak kenaikan inflasi dari faktor harga yang mendasarinya.

Bank Negara Malaysia menyatakan akan terus hati-hati mengevaluasi perkembangan ekonomi global dan domestik serta implikasinya pada prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi Malaysia. Mereka akan tetap fokus untuk memastikan stabilitas harga jangka menengah yang akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting melihat dari tahun 2004 hingga 2014 suku bunga di Malaysia rata-rata 2,92 Persen, dan mencapai tertinggi  3,50 Persen pada bulan November tahun 2008 dan rekor rendah  2 Persen pada bulan Februari 2009.

(ra/JA/vbn)

Pic: wikipedia


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*