Bank Mandiri Inginkan Ini Agar Lebih Ekspansif

INILAHCOM, Jakarta – PT Bank Mandiri Persero Tbk (BMRI) mengusulkan pinjaman bilateral dapat dihitung sebagai komponen rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio/LFR).

Tujuannya agar perseroan memiliki kelonggaran indikator likuiditas, sehingga dapat lebih ekspansif memacu kredit. “Kami kan butuh dana untuk pembiayaan infrastruktur, salah satunya dari pinjaman bilateral. Bagaimana itu masuk LFR/LDR sehingga rasio kita membaik,” ujar Direktur Utama Mandiri,  Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Jumat (31/3/2017).

Tiko, sapaan akrab Kartika, mengatakan saat ini yang menjadi pembagi dari LFR dan dimasukan sebagai kategori pendanaan, baru simpanan Dana Pihak Ketiga dan Surat Utang. Dengan begitu, rasio LFR perbankan cenderung cepat meningkat saat perbankan menggenjot penyaluran kredit.

Jika ditambahkan unsur pinjaman bilateral, diharapkan rasio LFR ataupun rasio LDR dapat lebih longgar, karena saat ini Bank Indonesia (BI) mengatur LFR tidak boleh melebihi batas atas 92 persen dan tidak boleh lebih rendah dari 78 persen.

Mandiri, kata Tiko, setiap tahunnya memiliki rencana pinjaman bilateral sebesar 1 miliar dolar AS. Pinjaman tersebut paling besar digunakan untuk ekspansi penyaluran kredit.

“Namun besarnya pinjaman yang dicairkan tergantung proyek yang akand didanai. Paling banyak, pinjaman dari China, beberapa Bank Jepang juga menawarkan,” ujar dia.

Tiko mengatakan usulan tersebut sudah disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan diharapkan dapat ditelurkan dalam bentuk regulasi baru.

Dimintai tanggapannya, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI), Haru Koesmahargyo mengatakan perhitungan pinjaman bilateral agar masuk LFR memang akan memperbaiki rasio likuiditas perbankan. Namun, untuk BRI, kata Haru, tahun ini belum merencanakan pendanaan dari pinjaman bilateral. “Belum ada, (dari valas) sudah cukup,” ujar dia.

Bank besar lainnya yang merencananakan pinjaman bilateral tahun ini adalah PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI). BNI berencana untuk mengajukan pinjaman bilateral 500 juta dolar AS untuk pendanaan kembali (refinancing) instrumen yang akan jatuh tempo, kata Direktur Treasuri dan Internasional BNI Panji Irawan sebelumnya. [tar]
 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*