Bank Infrastruktur Asia Akan Gunakan Dolar AS untuk Pembiayaan Proyek

Beijing -Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) atau Bank Investasi Infrastruktur Asia akan menggunakan dolar Amerika Serikat (AS) ‎sebagai mata uang untuk pembiayaan proyek. Ini disesuaikan dengan kebutuhan banyak negara di dunia.

“Sebagai lembaga multilateral dengan banyak member di dalamnya, kita tetap akan menggunakan mata uang Internasional, yaitu dolar AS,” kata Presiden AIIB Jin Liqun di Hotel The Westin, Beijing, China, Minggu (17/1/2016).

Pencairan pembiayaan dimungkinkan baru bisa terlaksana pada semester II-2016. Sekarang, AIIB akan mengumpulkan daftar proyek dari berbagai negara untuk diverifikasi sesuai standar yang berlaku.

Jin menyatakan, infrastruktur menjadi kebutuhan penting bagi banyak negara. Terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, dengan adanya AIIB, maka negara yang selama ini kekurangan dana dalam pembangunan dapat terbantu.

“Sebanyak 57 negara telah membuktikan kepeduliannya untuk mendorong pembangunan infrastruktur di dunia,” ujarnya.

AIIB juga akan bekerjasama dengan lembaga multilateral lainnya. Seperti Bank Dunia (World Bank/WB) dan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank‎/ADB) dalam mendorong pembangunan infrastruktur.

Sistem manajemen yang akan berlaku pada AIIB nantinya akan independen, profesional, objektif dan transparan serta dapat menjaga akuntabilitas. Sehingga segala perencanaan yang dimatangkan saat ini, dapat terealisasi dengan sempurna.

“Kita berkomitmen untuk menjalankan standar yang tinggi sebagai sebuah organisasi, memegang prinsip sesuai komitmen dengan semua member untuk transparan, menjaga akuntab‎ilitas dan independen,” tukasnya.

(mkl/drk)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*