Bank Indonesia Minta The Fed Segera Naikkan Suku Bunga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Konferensi Gubernur Bank Sentral di seluruh dunia menyatakan mereka meminta the Fed tidak menunda-nunda kebijakan menaikkan suku bunga (Fed Fund Rate/FFR). Sebab, penundaan kenaikan FFR hanya menimbulkan ketidakpastian.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyatakan, Bank Indonesia juga meminta the Fed untuk tidak menunda menaikkan suku bunga.  “Kira-kira begitu (BI meminta the Fed segera menaikkan suku bunga),” kata Mirza melalui pesan singkat kepada Republika, Senin (31/8).

Mirza menjelaskan, pada intinya negara berkembang termasuk Indonesia mengalami tekanan arus modal keluar sejak Mei dua tahun lalu. Karena para investor keuangan mengantisipasi kenaikan suku bunga the Fed. Tapi suku bunga the Fed tidak naik-naik sejak dua tahun lalu.

“Artinya ketidakpastian akan waktu dari kenaikan bunga the Fed itulah yang membuat gejolak di emerging countries, itulah kenapa negara berkembang meminta the Fed jangan menunda kenaikan suku bunganya agar ada kepastian,” terangnya.

Meski demikian, Mirza tidak menyangkal jika devaluasi yuan berpotensi menyebabkan the Fed menunda untuk menaikkan suku bunga.

Devaluasi yuan telah menyebabkan mata uang itu dan berbagai mata uang lain melemah terhadap dolar AS. Data Federal Reserve (the Fed) menunjukkan penguatan rata-rata nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lain mencapai 1,25 persen selama 1–14 Agustus 2015.

Sebelumnya, selama tujuh bulan pertama tahun ini, dolar AS telah menguat sekitar 6 persen. Apresiasi dolar AS yang berlebihan menjadi faktor risiko penting bagi ekonomi AS karena akan meningkatkan tekanan deflasi. Pada Juni 2015, inflasi inti PCE (personal consumption expenditure) yang dipakai the Fed dalam menentukan kebijakan moneternya hanya mencapai sekitar 1,3 persen (yoy), masih jauh di bawah target jangka panjang yang sebesar 2 persen.

“Secara implisit, penguatan dolar AS sendiri bisa dikatakan sebagai cerminan kondisi moneter AS yang makin ketat, sehingga membuat kenaikan bunga acuan (Fed rate) menjadi makin tidak diperlukan,” jelas Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Seto Wardono dalam Laporan Perekonomian dan Perbankan Agustus 2015 yang dirilis LPS, Senin (31/8).


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*