Bank Indonesia Beri Sinyal Kebijakan Moneter Ketat


shadow

Financeroll – Ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan perlambatan dan Januari deflasi, Bank Indonesia (BI) tetap memberi sinyal kebijakan moneter ketat pada tahun ini.

Sekelompok ekonom menyuarakan agar BI melakukan penyesuaian suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Ekonom menilai BI Rate yang bertengger pada posisi 7,75% tergolong tinggi dan memukul sektor ril. Namun, BI menyakini kebijakan ekonomi ketat itu bisa menciptakan stabilitas jangka panjang.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan untuk merumuskan kebijakan moneter ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni inflasi, transaksi berjalan yang defisit serta normalisasi the Fed.

Antisipasi sudah sejak Mei 2013 dan kebijakan moneter masih tetap ketat.

Dalam kesempatan terpisah, Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) Juniman mengungkapkan agar BI bertindak sigap dan melihat peluang penurunan BI Rate.

“Kalau mau dipotong, ya bulan ini, karena bertepatan dengan data deflasi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat,” ucapnya.

Turbulensi pasar finansial bergerak begitu cepat, sehingga kemungkinan penyesuaian BI Rate bisa dilakukan pda bulan ini. Kebijakan BI yang antisipatif sebaiknya lebih fleksibel.

Pada Januari 2015, Badan Pusat Statistik mencatatkan deflasi 0,24% month to month sehingga laju inflasi mencatatkan penurunan menjadi 6,96% secara year on year. BI optimistis inflasi bakal menyentuh 4% plus minus 1% hingga akhir tahun ini.

Dari sisi kebijakan makroprudensial, bahwa kebijakan tahun ini diarahkan bersifat akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kredit industri perbankan.

Pada 2014, PDB Tanah Air hanya mencapai 5,02%, sedangkan proyeksi BI pada tahun ini di kisaran 5,4%-5,8% dengan titik tengah berada di 5,6%. Perry juga menambahkan kondisi likuditas di perbankan sudah cukup untuk menggenjot kredit di kisaran 15%-17%.

Pengamat Ekonomi Yanuar Rizky mengungkapkan tahun ini suku bunga masih tinggi sehingga perbankan masih mengalami persoalan likuiditas. Kondisi likuiditas tahun ini akan sangat bergantung pada belanja pemerintah.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*