Bank Indonesia Berasama OJK Akan Adakan Stress Test


shadow

Financeroll – Bank Indonesia siap melakukan stress test yang lebih besar, mengingat fenomena yang dihadapi pada tahun berikutnya akan lebih besar.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah menuturkan BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) siap mengadakan stress test yang lebih besar dengan mengumpulkan fenomena yang ada.

Rencana pengadaaan stress test ini, memberikan sinyal kepada industri perbankan untuk lebih memperhatikan risiko yang perlu diwaspadai. Halim menuturkan dampak dari perencanaan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pun menjadi perhatian, dampak nilai tukar dan kemampuan bank mencari likuiditas.

“Ya termasuklah, ketahanan likuiditas, risiko kredit dan kurs,” ungkapnya.

Selain itu, BI juga menegaskan kepada industri perbankan agar lebih berhati-hati atas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Walaupun dari hasil stress test menunjukkan bahwa perbankan Indonesia relatif tidak memiliki masalah terhadap pelemahan kurs. Bahkan beberapa bank mencatatkan keuntungkan karena posisi valas yang dimiliki lebih besar dari kewajiban valas (long valas).

Sementara itu, dari simulasi stress test lanjutan terdapat 5 korporasi yang berpotensi mencatatkan equity negative apabila nilai tukar rupiah kian terpuruk. Halim menuturkan BI pun akan mengeluarkan hasil stress test minimal enam bulan sekali.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengingatkan kepada industri perbankan akan tetap waspada mengingat adanya rencana the Fed untuk menaikkan suku bunga acuan. Nelson menuturkan agar industri perbankan mencatatkan keseimbangan pertumbuhan kredit dengan kemampuan menarik dana pihak ketiga (DPK).

“Untuk tahun depan, pesan OJK ke perbankan, supaya menyesuaikan rencana pengembangan bisnisnya, termasuk penyaluran kredit dengan kemampuan masing-masing bank,” ungkapnya.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*