Banjir Picu Kenaikan Harga Minyak Goreng Curah di Magelang

Banjir Picu Kenaikan Harga Minyak Goreng Curah di Magelang

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Harga komoditas kebutuhan pokok merangkak naik di Kabupaten Magelang. Kenaikan harga paling signifikan terjadi pada komoditas minyak goreng curah dan kemasan, telur, dan beras. Sejumlah pedagang mengatakan, kenaikan harga terjadi seiring dengan minimnya pasokan akibat proses distribusi yang terhambat banjir di sejumlah daerah.

Pantauan wartawan Tribun Jogja di pasar tradisional Borobudur, harga minyak goreng curah dan kemasan mengalami kenaikan secara signifikan. Harga per kilogram (kg) minyak goreng kemasan misalnya, saat ini mencapai Rp 12.500 – Rp 13.000 dari harga sebelumnya Rp 11 ribu per kg.

Solikhah (37), salah satu pedagang sembako di Pasar tradisional Borobudur mengatakan, harga minyak goreng baik curah dan kemasan mengalami kenaikan selama beberapa pekan.

“Untuk minyak goreng curah naik selama seminggu terakhir. Sementara, untuk harga minyak goreng kemasan sudah sebulan lebih naik,” jelasnya saat ditemui, Selasa (28/1/2014).

Sejak sebulan terakhir, kata dia, harga minyak goreng kemasan naik, dari Rp 11.000 per kg menjadi Rp 12.500 per kg. Demikian pula, sejak seminggu terakhir, harga minyak goreng curah naik secara bertahap, dari Rp 11 ribu per kg menjadi Rp 11.700 per kg.

Menurut Solikhan, kenaikan harga minyak goreng kemasan lebih dikarenakan dampak kenaikan harga tabung LPG awal bulan lalu. Sementara, untuk minyak goreng curah, lebih dikarenakan faktor distribusi barang yang tersendat.

“Saya biasanya nyetok dari Semarang. Namun, karena banjir di beberapa titik di jalur pantura, menyebabkan pengiriman tersendat,” ujarnya.

Selain harga minyak goreng melejit, harga beras juga naik dari Rp 7500 per kg, menjadi Rp 8.500 per kg, untuk jenis menengah. Sementara, untuk beras kualitas super naik dari Rp 9 ribu per kg menjadi Rp 10 ribu per kg. Komoditas telur juga naik dari Rp 17 ribu menjadi Rp 18 ribu.

“Mungkin karena dampak banjir dan juga menjelang hari raya imlek jadi kebutuhan pokok menjadi naik. Kami berharap, pemangku kebijakan untuk menormalkan harga, kasihan rakyat kecil,” paparnya.

Pedagang lainnya, Sarwanah, mengatakan, kenaikan harga minyak goreng terjadi seiring dengan minimnya pasokan minyak goreng yang diterimanya. Dia mengatakan, sebelumnya, pasokan minyak goreng curah mencapai tiga jeriken per hari, namun saat ini berkurang menjadi dua jeriken per hari, di mana satu jeriken berisi berisi 17 kg minyak goreng curah.

Pasokan minyak goreng kemasan yang biasa diterimanya dua kali dalam seminggu, kini hanya diterima satu kali per minggu. Dalam satu kali pengiriman, Sarwanah biasa menerima tiga kardus minyak goreng, namun sekarang berkurang menjadi dua kardus minyak goreng. Satu kardus berisi 12 liter minyak goreng kemasan. Minyak goreng curah biasa diterimanya dari Semarang, sedangkan pasokan minyak goreng kemasan berasal dari Jakarta.

“Menurut keterangan dari sejumlah pengepul, kenaikan harga dan minimnya pasokan terjadi karena distribusi minyak goreng terhambat banjir,” tandasnya. (*)


Sumber: http://jogja.tribunnews.com/rss

Speak Your Mind

*

*