Baht Thailand dan Dolar Singapura 'Menang' Lawan Dolar AS, Ini Penyebabnya

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan pelemahannya hingga ke level Rp 13.200/US$. Namun di sisi lain, mata uang negara tetangga seperti dolar Singapura atau baht Thailand bisa ‘menang’ lawan terhadap dolar AS. Kenapa ya?

Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengakui negara-negara tersebut punya fundamental ekonomi yang lebih baik. Misalnya dalam hal transaksi berjalan (current account).

Thailand tahun lalu mencatatkan surplus current account sebesar 3,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB), sementara Singapura mencapai surplus current account mencapai 19% PDB. Sedangkan Indonesia masih mengalami defisit current account sebesar 2,95% PDB.

“Dolar Singapura dan baht Thailand itu bisa menang lawan dolar AS poinnya ada di current account. Kita salah satu malasahnya itu, dan harus dibereskan,” ungkap Sofyan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Defisit current account Indonesia, lanjut Sofyan, terus berupaya diperbaiki oleh pemerintah. “Perlu ada perbaikan, tapi tetap berproses,” ujarnya.

Salah satu upaya menurunkan defisit current account, tambah Sofyan, adalah menekan defisit di neraca jasa. Sejak Orde Baru, neraca jasa Indonesia memang selalu defisit karena tergantung terhadap layanan jasa asing.

“Sektor jasa harus kita perbaiki, misalnya asuransi. Nantinya akan ada reasuransi kita, kemarin kan sudah minta persetujuan DPR untuk menambah modal,” tutur Sofyan.

(mkl/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*