Bagaimana Melihat Wall Street untuk Jangka Pendek?

INILAHCOM, New York – Jika Anda tipe investor yang ragu mencari alasan untuk menjual saham, mungkin akan memegang saham dalam jangka pendek.

Untuk mencari keuntungan jangka pendek adalah investor membeli saham dan menjualnya di pasar terbuka. Setelah itu berharap harganya akan jatuh. Umumnya saham-saham yang telah paling dicintai dan saham yang paling melemah tajam akan naik.

Menurut Beskope Investing Group, tetapi belum terjadi sepanjang tahun ini. Analis di Beskope melihat kinerja harian dari 20 saham yang paling dicintai di indeks S&P 500 telah meningkat 30% atau lebih dari saham yang mengambang bebas dijual cepat selama sebulan lalu.

“Meskipun pasar modal telah reli di tahun ini, saham yang paling banyak korsleting belum mengambil bagian dari reli. Pengembalain rata-rata dari 20 saham yang tercatat adalah penurunan dari 1,4 persen. Secara luas sembilan saham naik dan 11 ke negatif,” demikian catatan Beskope, seperti mengutip marketwatch.com.

Bursa saham telah lebih baik sepanjang tahun ini. Indeks S&P naik 0,1%-1,7% di atas kenaikan 9,5 persen pada tahun 2016. Sebagian besar keuntungan datang setelah 8 November  dengan kemenangan pemilihan Donald Trump sebagai Presiden AS.

Selama beberapa pekan terakhir tahun 2016 dengan disebut Trump Rally dengan dukungan kuat sektor keuangan, sektor teknologi dan sektor industrial. Sebab investor berspekulasi kebijakan pemerintahan baru dengan pemotongan pajak, deregulasi dan belanja infrastruktur akan menguntungkan perusahaan. Sebab akan menopang pertumbuhan bagi perusahaan.

Untuk sektor yang mengalami pelemahan terdalam di kuartal terakhir seperti real estase, konsumen dan perawatan kesehatan. Mereka tertinggal saat indeks menikmati positif Trump Effect.

Namun belum terkonfirmasi yang mendorong pelaku pasar untuk mengevaluasi tentang keuntungan dua digit, saat harga saham bergerak sideways selama sepekan terakhir.

Pada akhir perdagangan saham di Wall Street pada Jumat (13/1/2017), indeks Nasdaq memperbaharui rekor lagi bersama dengan penguatan tajam saham sektor perbankan.

Laporan laba kuartal terakhir tahun 2014 telah menjaga penguatan Wall Street di akhir sesi. Investor juga mencerna beberapa data ekonomi yang dirilis akhir pekan kedua bulan Januari 2017 ini.

Indeks Dow Jones akhirnya kehilangan penguatannya dan berada di area negatif. Pelemahan terseret saham Wal-Mart yang mengalami pelemahan terdalam. “Kami mengambil napas dari sentimen positif Trump akhir tahun lalu,” kata analis di Aberdeen Asset Management, Luke Bartholomew seperti mengutip cnbc.com.

Namun dia belum dapat memastikan reli akan terus berjalanjut bila Trump berkantor di Gedung Putih nanti.

Indeks Nasdaq menguat 0,5 persen dan mencatat rekor penutupan tertinggi untuk keenam kalinya di awal 2017 ini. Indeks S&P 500 mengumpulkan 0,2 persen setelah mendapat dukungan dari penguatan saham sektor keuangan yang naik 0,5 persen.

Pada pekan ini, indeks Dow dan indeks S&P cenderung berakhir negatif. Namun indeks Nasdaq tetap tercatat naik hampir 1 persen.
 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*