Awas, Emas Masih Akan Anjlok Lebih Dalam


shadow

FINANCEROLL – Setelah Harga emas menurun dan mengikis kenaikan harga emas sepanjang tahun ini, diperkirakan harga emas masih akan menurun kembali.

Ketidak pastian di Ukraina dan Timur Tengah memang masih menjadi dukungan bagi naiknya harga emas, namun daya tarik ini memudar dan berbalik dengan jatuhnya harga emas terlebih dengan menguatnta Dolar AS akibat sentiment domestik.

Pada semester pertama tahun ini, harga emas bisa dikatakan mengalami kenaikan, mengalahkan kenaikan komoditi lainnya. Kini, Emas nampaknya akan mengukir sejarah baru dengan mencatat penurunan untuk pertama kalinya dalam kuartal terkini. Permintaan akan logam mulia sebagai asset pengaman investasi mengalami penurunan seiring dengan harapan baru akan pertumbuhan ekonomi AS yang kian membaik. Terbukti, Dolar AS mengalami penguatan dan indek saham Standard & Poor’s 500 mencatat rekor tertinggi dalam bulan ini.

Sinyalemen The Fed yang akan menaikkan suku bunga lebih dini dari perkiraan , membuat harga emas terpuruk. Aksi jual melanda bursa emas dan jumlah kepemilikan ETF Emas menurun pada posisi terendah sejak 2009. Banyak para manajer investasi yang sudah memangkas posisi beli mereka dalam lima minggu ini. Emas memang sangat responsive terhadap pertumbuhan AS kini sebagai momentum jangka pendek ini, dibandingkan mempertimbangkan inflasi jangka panjang.

Kondisi ekonomi AS yang menjanjikan ini membuat harga emas berjangka anjlok 0.5 persen ke $1,212.90 per ons,  di lantai bursa Comex – New York. Mengakhiri kenaikan harga emas di tahun ini.

Proyeksi terkini, menunjukkan harga emas masih akan menurun di kuartal ketiga 2015, bahkan akan jatuh sebesar lebih dari 5 persen. Para pialang dan investor yang pada Juni dan Juli kemarin sudah yakin akan kenaikan harga emas kembali, mungkin bisa berpikir kembali akan resiko dari potensi penurunan harga emas saat ini.

Setelah 12 tahun lamanya harga emas menguat, sejak 2013 harga emas jatuh. Terkoreksi 28 persen di 2013, harga emas di tahun 2014 ini diperkirakan akan berakhir menurun. Harga emas di penghujung tahun ini diperkirakan pada kisaran $1,050 – $1,150.

Goncangan-goncangan masih akan berlangsung, namun belum akan mengalami ekskalasi lebih jauh. Setidaknya harga emas masih akan melanjutkan penurunan lebih lanjut.Sejak Juni silam, harga emas mengalami penurunan sebesar 8.6% dan ketika The Fed memutuskan untuk mengurangi besaran dana belanja obligasi, Tapering sehingga menyisakan hanya sebesar $15 milyar sebulan, maka harga emas makin merosot.

Pasar maskin berharap dengan sinyalemen The Fed akan mengakhiri kebijakan kuantitatif jilid tiga ini pada Oktober nanti, setelah kondisi ekonomi AS menunjukkan pemulihan yang berarti. Tidak tanggung-tanggung, the Fed bahkan telah mentargetkan kenaikan suku bunga pada akhir 2015 akan sebesar 1.375 persen.

Keputusan ini membuat proyeksi inflasi AS mengendur. Setidaknya dengan mengukur pada Obligasi Lima Tahun, yang kini berada pada posisi terendah bunganya sejak Juni 2013. Investor menggunakan parameter ini untuk mengukur dampak inflasi dari kebijakan suku bunga The Fed yang kini menerapkan suku bunga utama mendekati nol persen. Pada akhirnya, apa yang mendorong pergerakan harga emas dalam minggu-minggu ini adalah kembali pada masalah suku bunga AS. (Lukman Hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*