Atasi Pelemahan Rupiah, Menteri Rini Minta Impor Gandum Dikurangi

Bogor -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menegaskan salah satu upaya pemerintah menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam jangka panjang adalah mengurangi ketergantungan impor. Selama ini beberapa pangan pokok seperti bahan baku terigu yaitu gandum hampir 100% diimpor, sehingga butuh dolar banyak di dalam negeri.

“Ya itu makanya pengusaha-pengusaha diminta coba lihat apa sih yang sekarang impor kalau bisa buat di sini. Sebagai contoh tadi Pak Fanky (Direktur Indofood Franciscus Welirang) dari Indofood bikin Indomie pakai gandum, cobalah lebih banyak menanam gandum di sini,” kata Rini di Istana Bogor, Jawa Barat, usai rapat dengan Presiden Jokowi, Senin (24/8/2015).

Selain para menteri dan direksi BUMN, para pengusaha ikut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Presiden Direktur (Presdir) PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja, Direktur PT Indofood Tbk Franciscus Welirang, dan Presdir PT Vale Tbk (INCO) Chris Kanter, dan Pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo.

Rini mengatakan, kondisi rupiah saat ini tak terlalu mengkhawatirkan dibandingkan dengan pelemahan mata uang lainnya di dunia, misalnya Yen Jepang.

“Yen saja dari 80 sekian sekarang sudah 124. Jadi kalau dilihat dari itu sebetulnya kita tidak perlu terlalu khawatir, memang yang harus kita tekankan ke depan itu bagaimana mengurangi impor,” katanya.

Setiap tahun Indonesia rata-rata mengimpor gandum 6-7 juta ton, permintaannya terus bertambah rata-rata 5% per tahun.

Badan Pusat Statistik (BPS) impor gandum pada April 2015 adalah sebesar 685.880 ton atau US$ 209,3 juta. Sedangkan secara akumulasi sudah mencapai 2,3 juta ton atau US$ 727,4 juta.

Berikut negara asalnya :Australia 468.868 ton atau US$ 138,3 juta, Kanada 103.127 ton atau US$ 35,3 juta, AS 103.558 ton atau US$ 32,9 juta, Moldova 4.136 ton atau US$ 1,1 juta, Negara lainnya 6.159 ton atau US$ 1,5 juta.

(hen/rrd)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*